Konsistensi Seorang Mukmin dalam Beribadah

Ilustrasi menunaikan salat.-istimewa-

BACA JUGA:Piala AFF 2024: Timnas Indonesia Berangkat ke Myanmar 5 Desember 2024

Ia akan dicatat termasuk orang yang bersyukur. Ketika ditimpa musibah, ia bersabar. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersabar.

Seorang muslim beribadah bukan agar dilihat manusia. Ia melakukan ketaatan bukan karena pura-pura, namun karena Lillah. Karena kepura-puraan itu adalah termasuk ciri orang munafik, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S. An-Nisa’ [4]: 142). 

Sakit bukan alasan untuk tidak beribadah, bahkan seharusnya kita tetap beribadah dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, banyak berdoa dan berharap hanya kepada-Nya. 

BACA JUGA:Libur Nataru, Tiket Pesawat Turun 10 Persen, Menteri BUMN: Tak Rugikan Perusahaan Penerbangan

Di antaranya ialah ibadah hati berupa kesabaran dan menerima takdir, ibadah dzahir seperti shalat, berdzikir, dan berdoa. 

SAKIT SEBAGAI UJIAN, COBAAN, DAN TAKDIR

Sakit merupakan musibah yang apabila kita sabar dalam menerima maka akan menjadi kafaroh (penebus) dosa, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW.

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

BACA JUGA:Reog Ponorogo Diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda, Total Sudah 14 dari Indonesia

Segala penyakit yang menimpa seorang muslim menjadi penebus dosa, jika ia mampu bersabar, dan bentuk kesabaran paling tinggi adalah sabar pada kali pertama mendapatkan ujian dan musibah. 

Rasulullah SAW bersabda, “Sabar yang sebenarnya itu adalah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah.” (HR Bukhari).

Di antara bentuk kesabaran itu ialah tidak banyak mengeluh dan tetap istikamah dalam ketaatan kepada Allah. Allah Maha Bijaksana sehingga ketika seorang muslim dalam keadaan sakit diberikan rukhsoh (keringanan) dalam beribadah. 

RUKHSOH BAGI ORANG SAKIT

Tag
Share