Cuaca Ekstrem Landa Wilayah Indonesia, BMKG: Terjadi hingga April 2025

Cuaca ekstrem ancam wilayah Indonesia hingga April 2025.--Disway

BACAKORAN.CO - Perubahan musim di Indonesia masih berlangsung, ancaman cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG melaporkan peringatan dini terkait adanya cuaca ekstrem yang berpotensi melanda Indonesia hingga Maret-April 2025.

BMKG mengungkapkan bahwa fenomena alam bernama La Nina dapat mengaktifkan banyaknya poensi cuaca ekstrem.

BACA JUGA:Makan Bergizi Gratis Dianggarkan Rp10 Ribu Per Siswa, Begini Tanggapan Mendukbangga

Suhu permukaan laut di Samudra Pasifik hingga akhir Oktober 2024 lalu terlihat adanya kecenderungan yang terus mendingin.

Terpantau indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) telah melewati ambang batas La Nina di angka -0,59.

Status La Nina sementara ini memang masih lemah, tapi dapat bertahan setidaknya hingga Maret 2025.

BACA JUGA:Upaya Normalisasi Sungai Untuk Cegah Banjir Terus Dilakukan DInas PUTR

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem diprediksi akan terjadi hingga Maret-April 2025, akibat dari adanya La Nina Lemah yang berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 20 persen.

Faktor lain yang turut berpengaruh adalah dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO).

Potensi Cold Surge atau seruak udara dingin dari Siberia ke wilayah barat Indonesia juga diproyeksikan aktif selama Natal dan Tahun Baru.

Berdasarkan laporan BMKG, kedua fenomena ini dapat meningkatkan intensitas hujan di berbagai wilayah Indonesia, namun perlu dilakukan pemantauan lebih lanjut terkait skala dan dampaknya.

Dwikorita menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.

"Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim penghujan. La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan hingga 20 persen sampai awal 2025. Hal ini juga dapat meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi," ungkap Dwikorita pada bulan November 2024 kemarin.

BACA JUGA:Banyak Permintaan Pemangkasan Pohon kepada DPRKP

Hal ini menunjukkan perlunya pemerintah untuk optimalisasi infrastruktur sumber daya air di daerah urban atau rentan banjir, seperti mempersiapkan sistem drainase, peresapan air, dan penyimpanan air, untuk mencegah banjir secara efektif.

Selain itu, keandalan waduk, embung, kolam retensi, dan sistem penyimpanan air lainnya perlu dipastikan agar dapat mengelola curah hujan tinggi selama musim hujan serta penggunaannya saat musim kemarau.

Dalam menghadapi kondisi cuaca yang ekstrim, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat diperlukan.

BACA JUGA:14 Lokomotif dan 59 KA Sambut Nataru

Pemerintah lokal diminta untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bencana, termasuk sosialisasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi cuaca buruk dan potensi bencana yang dapat terjadi.

Demikian informasi terbaru terkait akan terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Indonesia akibat adanya La Nina. (*)

Tag
Share