Konsistensi Seorang Mukmin dalam Beribadah

Ilustrasi menunaikan salat.-istimewa-

Oleh: Imam Nur Suharno*

BUKTI keimanan seorang muslim ialah mampu menjaga ibadahnya dalam setiap kondisi.

Tetap menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya disebut konsistensi ketakwaan kepada Allah SWT. Begitu pula konsistensi dalam beribadah. 

Meskipun dalam keadaan sakit, seorang muslim harus memiliki tekad menjaga ketakwaan kepada Allah dengan tetap beribadah meski dalam keadaan sakit.

BACA JUGA:Piala AFF 2024: Rafael Struick Bisa Gabung Sebelum Lawan Vietnam, Shin Tae-yong Minta Dipercepat Lagi

Dalam konsistensi ini seorang muslim harus mengetahui tata cara beribadah dalam keterbatasan fisik akibat sakit.

KARAKTER MUKMIN

Seorang muslim mempunyai kepribadian konsisten. Berlandaskan akidah yang benar (salimul aqidah), ia tetap konsisten menjalankan ketaatan kepada Allah.

Seorang muslim yang benar akidahnya, dalam setiap keadaan, perbuatan, dan perkataannya, akan selalu konsisten.

BACA JUGA:Ole Romeny Janji Bawa Perubahan untuk Timnas Indonesia di Maret 2025 Usai Naturalisasi Rampung

Dalam keadaan senang, sedih, sulit, mudah dan dalam keadaan apapun ia senantiasa konsisten. Itulah karakteristik seorang mukmin. 

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR Muslim).

Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir, “Keadaan seorang mukmin semuanya itu baik. Hanya didapati hal ini pada seorang mukmin.

Seperti itu tidak ditemukan pada orang kafir maupun munafik. Ajaibnya adalah ketika diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan kedudukan, ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut.

Tag
Share