Konsistensi Seorang Mukmin dalam Beribadah

Ilustrasi menunaikan salat.-istimewa-

BACA JUGA:Ketua KPU Jabar Diberhentikan, Pleno Rekap Suara Pilkada 2024 Tetap Jalan

Jika tidak mampu, boleh dilaksanakan dengan berbaring. Jika tidak bisa menggerakan seluruh anggota badan pun harus tetap mengerjakan shalat meskipun hanya dengan isyarat kedipan mata. 

Hal ini dikarenakan kita tidak dituntut melaksanakan ibadah yang kita tidak mampu, dalam artian pelaksanaanya semampunya.

Allah SWT berfirman, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 286).  Ketiga, dihitung pahala seperti ketika sehat. Orang yang biasa mengerjakan amalan ibadah ketika sehat, kemudian sakit dan tidak bisa melaksanakan amalan tersebut maka ia tetap mendapatkan pahala mengerjakan amal tersebut meski tidak mengerjakan amalan tersebut karena tidak mampu. 

Dalam hal ini, Nabi SAW bersabda, “Jika seorang hamba sakit atau dalam keadaan safar maka ditulis baginya pahala seperti ia beramal dalam ketika tinggal (bermukim) di rumahnya atau dalam kondisi sehat.” (HR Bukhari).

BACA JUGA:Merasa Tak Bersalah, Ketua KPU Jabar Bakal Ajukan Banding ke PTUN 

Keempat, doa sebagai obat mujarab bagi orang sakit. Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (QS Al-Isra [17]: 82).

Demikian sebagian amalan yang dimudahkan bagi orang sakit, meski dalam keadaan lemah (sakit) masih bisa mendapatkan pahala. Penyakit itu menghapus dosa bagi penderitanya yang sabar dan memberikan keringanan beramal yang sama pahalanya ketika ia sehat. 

IBADAH DALAM KONDISI SAKIT

BACA JUGA:Jelang Libur Nataru, Disperdagin Kabupaten Cirebon Sidak SPBU

Berikut adalah ibadah yang bisa tetap dilakukan ketika dalam kondisi sedang sakit. Harapannya, dengan tetap menjalankan amal ibadah akan meningkatkan imunitas diri sehingga akan turut membantu dalam proses penyembuhan. 

Pertama, membaca Alquran. Nasehat yang ditekankan ulama ialah mengisi waktu ketika sakit dengan membaca Alquran. Alquran sebagai penawar kesedihan, kegelisahan hati, dan mengobati penyakit fisik. Allah SWT berfirman,

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar kesembuhan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Isra [17]: 82). 

Kedua, berdzikir. Waktu luang sangat banyak ketika sakit. Mungkin anggota badan lemah dan tidak bisa bergerak tetapi umumnya orang sakit lisannya masih mudah digerakkan untuk berdzikir kepada Allah. Berdzikir menenangkan hati dan melawan kegelisahan bagi si sakit.

Tag
Share