Fikih Pemilihan Kepemimpinan
Ilustrasi--Pixi.org
Yang hendaknya dilakukan setelah meraih kemenangan dan kesuksesan adalah, pertama, bertasbih dengan memuji Allah SWT. Lisan mengucapkan syukur alhamdulillahirabbilalamin (segala puji milik Allah pemelihara semesta alam).
Kemudian, melakukan sujud syukur dan doa. Berikut doa syukur dalam Alquran, “Rabbi awzi'ni an asykura ni'matikallati an'amta 'alayya wa 'ala walidayya, wa an a'mala shalihan tardhahu, wa adkhilni birahmatika fi 'ibadikash shalihin.”
“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS an-Naml [27]: 19).
BACA JUGA:Hari Ini Assessment, Senin Makalah
Kedua, memohon ampun kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar. Mengapa kita diperintahkan untuk mohon ampunan setelah meraih kesuksesan dan kemenangan?
Karena bisa jadi sebelum meraih kesuksesan dan kemenangan itu tidak jarang kita melakukan kesalahan dan dosa, kurang sabar, dan kadang berprasangka buruk kepada-Nya.
Karenanya, setelah meraih kesuksesan dan kemenangan kita diperintahkan untuk memperbanyak istighfar (mohon ampun) atas segala khilaf dan dosa yang telah kita perbuat, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Istighfar menutupi kekurangan dan kesalahan yang telah kita lakukan. Istighfar dapat melanggengkan nikmat dan menjauhkan siksa. Dan, Allah menerima orang yang mau kembali kepada-Nya dan menghapus serta memaafkan atas segala salah dan dosa.
BACA JUGA:Menteri PANRB Apresiasi Integrasi Layanan Digital Kemenag
Melalui fikih pemilihan diharapkan terwujudnya suasana kondusif sebelum, selama, dan setelah pemilihan. Sehingga terpilih Presiden dan Wakil Presiden serta wakil-wakil rakyat yang tawadhu, amanah, dan bertanggung jawab dalam mengemban amanah. Semoga. (*)
*Kadiv HRD dan Personalia Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat