Bantu Balita, Lakukan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting

Jumat 06 Dec 2024 - 13:06 WIB
Reporter : Raswidi Hendra Suwarsa
Editor : Raswidi Hendra Suwarsa

Pencegahan stunting, kata Sekar, dimulai dari 1000 hari kehidupan pertama, termasuk pemberian bantuan secara berkelanjutan. 

Salah satu penyebab stunting bukan hanya karena pemenuhan gizi, tetapi juga sanitasi rumah yang mempengaruhi kesehatan. 

“Peluncuran hari ini menyasar 20 keluarga, terdiri dari 10 balita dan 10 ibu hamil yang berisiko stunting,” tambahnya. 

BACA JUGA:170 Kebakaran selama 2024, Terbanyak Terjadi di Kecamatan Harjamukti

Sekar juga menjelaskan bahwa Genting merupakan gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting, melalui kepedulian berbagai pihak sebagai orang tua asuh, yang menjadi bagian dari upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.

Melalui kegiatan Genting ini, diharapkan balita berisiko stunting mendapatkan bantuan untuk peningkatan gizi dan kesehatan, serta keluarga yang memiliki balita berisiko stunting mendapatkan edukasi dan bantuan lain untuk pemberdayaan keluarga. 

Prioritas akan diberikan kepada keluarga miskin yang berisiko stunting.

BACA JUGA:Banyak Permintaan Pemangkasan Pohon kepada DPRKP

Selain intervensi gizi, salah satu upaya penurunan stunting adalah dengan mencegah kehamilan “4 Terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak, yang dapat berdampak pada peningkatan risiko kelahiran generasi stunting baru.

Untuk itu, pencegahan kehamilan “4 Terlalu” dilakukan melalui Program Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR) dengan penggunaan kontrasepsi. 

Penyelenggaraan program KB dan KR, berdasarkan indikator sasaran strategis BKKBN tahun 2023, menunjukkan bahwa Total Fertility Rate (TFR) telah mencapai angka 2,14 per wanita usia 15-49 tahun (Pendataan Keluarga 2023). 

BACA JUGA:14 Lokomotif dan 59 KA Sambut Nataru

Namun, apabila dilihat dari capaian per kabupaten/kota, masih ada lebih dari setengah jumlah kabupaten/kota atau sekitar 51,4 persen yang memiliki TFR lebih dari 2,4. 

Disparitas ini disebabkan oleh berbagai tantangan dalam penyelenggaraan pelayanan KB, terutama di wilayah dengan keterbatasan aksesibilitas bagi Pasangan Usia Subur (PUS), belum optimalnya pemberian KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), serta kurangnya peran dan dukungan dari stakeholder dan mitra kerja.

Untuk mengatasi tantangan tersebut dan memperbaiki capaian program, diperlukan inovasi kegiatan yang melibatkan dukungan seluruh mitra kerja terkait untuk memperluas jangkauan dan akses pelayanan kesehatan, terutama di bidang keluarga berencana.

BACA JUGA:Cerita yang Tersisa dari Pesta Demokrasi Lalu, Banyak yang Berkunjung ke Pedati Gede Pekalangan

Kategori :

Terpopuler

Minggu 12 Jan 2025 - 21:35 WIB

Jalan Santai Berhadiah Mobil

Minggu 12 Jan 2025 - 20:21 WIB

Ikut Ajang Internasional

Minggu 12 Jan 2025 - 19:31 WIB

Pro dan Kontra tentang Childfree

Minggu 12 Jan 2025 - 21:38 WIB

Papa Cookies Kini Hadir di Sumber