Cerita yang Tersisa dari Pesta Demokrasi Lalu, Banyak yang Berkunjung ke Pedati Gede Pekalangan
BANYAK TAMU: Taryi, juru kunci Pedati Gede Pekalangan mengaku selama Pemilu 2024 banyak yang berkunjung.-ADE GUSTIANA // RADAR CIREBON-
Pedati Gede Pekalangan menjadi salah satu tempat yang dikunjungi saat hajat nasional pesta demokrasi pemilihan umum (pemilu) sebelum hari pelaksanaan atau pencoblosan.
Banyak masyarakat yang meminta doa kepada juru kunci agar hajat mereka lancar dan terpilih menjadi anggota legislatif maupun kepala daerah.
Hal ini diungkapkan oleh Taryi, juru kunci Pedati Gede Pekalangan yang saat ini berusia 74 tahun.
Selama Pemilu 2024 ini, Taryi mengaku banyak yang berkunjung, bukan hanya dari Cirebon, tetapi juga dari daerah sekitarnya.
Di Kota Cirebon, misalnya, Taryi mengatakan semua calon walikota atau wakilnya telah berkunjung ke Pedati Gede Pekalangan.
“Kalau bukan calon wali kotanya, ya wakilnya yang datang. Ada juga yang datang berdua (calon wali kota dan wakil wali kota, red),” kata Taryi kepada Radar Cirebon, Senin (25/11) lalu.
Pada umumnya, peserta pemilu akan memberikan buah tangan.
Setelah hajatnya terwujud, kata Taryi, mereka akan datang kembali dan melakukan tradisi syukuran dengan tumpengan untuk makan bersama di Pedati Gede, yang aksesnya harus melewati gang sempit tersebut.
“Biasanya, setelah terpilih, mereka juga memberikan uang untuk acara wayangan. Tradisinya memang seperti itu,” imbuh Taryi.
Setiap yang datang dan meminta doa, Taryi selalu mengupayakan dengan salat malam.
Ia berdoa agar calon tersebut terpilih dan memberikan dampak baik bagi masyarakat secara luas.
“Tapi untuk hasilnya, saya kembalikan kepada Yang Maha Kuasa. Saya hanya berdoa saja,” ucap Taryi.
Ia menambahkan, bukan hanya saat pemilihan legislatif, pemilihan gubernur, atau pemilihan wali kota, pemilihan kepala desa juga sama.