3 Jam Baru Surut, Banjir Sudah Jadi Kebiasaan, Pemkot Tak Ada Solusi

SUDAH KEBIASAAN: Suasana banjir di Kalijaga Petilasan Kota Cirebon, Sabtu (15/3) malam. Sementara usai banjir, air masih tergenang di sekitar Jl Cipto Mangunkusumo, Minggu (16/3). Ada juga yang sudah kering, dampak dari banjir. -ABDULLAH/RADAR CIREBON-
CIREBON - Hujan dengan intensitas sangat tinggi terjadi di wilayah Cirebon pada hari Sabtu (15/3). Hal itu membuat sejumlah titik di Kota Cirebon mengalami banjir. Titik banjir di Kota Cirebon terjadi di Jl Terusan Pemuda, Jl Cipto, Pekiringan, Larangan, Perumnas Bromo, Jl Perjuangan, Kalijaga Petilasan, Karang Anom, Penyuken, hingga Kanggraksan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon, Rachman Hidayat ST membenarkan terjadi hujan lebat yang terjadi sejak Sabtu (15/3) sore hingga malam hari. Membuat sejumlah wilayah di Kota Cirebon mengalami banjir.
Berdasarkan hasil monitoring pihaknya usai berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Dareah (BPBD) Kota Cirebon, kata Rachman, tercatat ada sekitar 9 titik banjir. Antara lain Jl Cipto, Jl Pekiringan, Larangan, Perumnas Bromo, Jl Perjuangan, Kalijaga Petilasan, Karang Anom, Penyuken, Kanggraksan.
Kedalaman banjir, kata Rachman, kisaran mulai dari 25 sampai dengan 160 sentimeter. Dan frekuensi waktu air surut maksimum tiga jam. Rachman tidak menampik, hujan besar yang terjadi membuat wilayah Kota Cirebon banjir. Apalagi saat itu terjadi hujan angin sejak sore hingga malam hari.
Menurut Rachman, pada saat terjadi banjir, selain melakukan pemantauan bersama dengan BPBD yang dipimpin Walikota Cirebon Effendi Edo, pihaknya melakukan evaluasi untuk mengambil langkah selanjutnya dalam rangka mengurangi dampak banjir.
Sementara itu, Arief warga Kalijaga menjelaskan, banjir terjadi di tempatnya, khususnya jalan menuju Kalijaga Petilasan. Ketinggian banjir, menurut Arief, mencapai dada orang dewasa. Bahkan saat banjir terjadi, ada kendaraan yang terjebak di tengah jalan karena kemasukan air. “Ada mobil terjebak banjir “ ujar Arief.
Kondisi banjir di Kalijaga, menurut Arief, adalah banjir klasik. Tapi tidak pernah ada upaya konkrit dari Pemerintah Kota Cirebon untuk mencegah banjir. “Kalau mau, ya dibangun kolam retensi. Wilayah Kalijaga butuh kolam retensi atau sejenis embung, untuk mengatasi banjir di Kalijaga. Khususnya jalan menuju Kalijaga Petilasan,” ujarnya.
Sementara itu, dampak banjir juga menerjang para pengunjung mal yang berbelanja kebutuhan lebaran. Khususnya mal yang berada di Jl Cipto Mangunkusumo. Akibat genangan air di jalan raya, sejumlah pengunjung terjebak tidak bisa pulang sekitar pukul 20.30.
Genangan air yang menutup trotoar sebagian di Jl Cipto, membuat kendaraan susah melintas. Bukan cuma sepeda motor, kendaraan roda empat pun sulit untuk melintas.
“Sudah satu jam saya memesan ojek online, atau pun drive car, tapi pada nolak semua. Terpaksa harus nunggu banjir surut,” kata Ahmad, salah satu pengunjung mal di Jl Cipto, Sabtu (15/3) malam.
Pengunjung mal lainnya, Nurbani, memilih menunggu air surut agar bisa mendapat kendaraan yang disewanya secara online. Dirinya bersama lima anggota keluarganya, memilih duduk-duduk di lobi salah satu mal Jl Cipto, menunggu air surut.