Ancaman Terorisme di Majalengka
Pertemuan rutin para Ketua RT/RW pada Minggu (29/12) dilaksanakan di Ketua RW 12 Lingkungan Cibasale.-istimewa-radar majalengka
MAJALENGKA - Para Ketua RT/RW se-Kelurahan Majalengka Kulon (Malon) Kecamatan Majalengka diingatkan untuk terus waspada terhadap bahaya terorisme di lingkungan masing-masing.
“Agar tidak terjadi hal serupa seperti yang terjadi di Komplek Ciasih Kelurahan Majalengka Wetan, yang kecolongan dengan penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 baru-baru ini. Kami juga mengingatkan para Ketua RT/RW untuk tetap waspada dan menjaga keamanan menjelang malam tahun baru 2025, agar tidak sampai kecolongan,” kata Kepala Kelurahan Majalengka Kulon, Roswati SIP MSi, di hadapan para Ketua RT/RW yang tergabung dalam Forum RT/RW.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi (Fokus) RT/RW Kelurahan Majalengka Kulon, H. Ade Roy Musara SSos, menyebutkan bahwa pertemuan rutin para Ketua RT/RW pada Minggu (29/12) dilaksanakan di Ketua RW 12 Lingkungan Cibasale.
Dikatakan, pertemuan rutin RT/RW se-Kelurahan Majalengka ini bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi dan persaudaraan di antara pengurus RT/RW se-Kelurahan Majalengka Kulon.
BACA JUGA:PSM Dikurangi 3 Poin dan Kalah 0-3
Terdapat 43 RT dan 13 RW di Kelurahan Majalengka Kulon.
Pertemuan forum RT/RW rutin dilaksanakan setiap triwulan atau setiap tiga bulan sekali.
“Kami berkumpul untuk bersilaturahmi dan membahas program serta kegiatan kelurahan, terutama menjelang akhir tahun 2024 dan tahun baru 2025,” ujar Ade Roy.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Majalengka, Kombes Pol (P) Dr H Juhana Zulfan MM yang juga Ketua DPC PKB Kabupaten Majalengka mengaku prihatin sekaligus terkejut mendengar adanya dugaan jaringan teroris di tanah kelahirannya.
BACA JUGA:Puji Penampilan Teja Paku Alam
Padahal Majalengka dikenal dengan masyarakat yang memiliki keyakinan keagamaan yang kuat dan menjunjung tinggi toleransi dalam beragama.
“Saya merasa terhenyak mendengar kabar ini. Majalengka selama ini dikenal sebagai kabupaten yang religius. Mengapa ini bisa terjadi? Pasti ada faktor yang melatarbelakanginya,” ujar Juhana yang juga Ketua Umum Pusat Makom Albab saat diwawancarai wartawan, Senin (30/12/2024).
Pihaknya telah mengidentifikasi beberapa faktor yang memungkinkan keberadaan jaringan terorisme di tengah masyarakat kembali merebak.
Di antaranya adalah metode operasi teroris yang tertutup. Mereka biasanya bergerak secara diam-diam, berkamuflase dalam kehidupan sosial, dan menggunakan gaya hidup yang sangat tertutup.