Gebrakan Disperkim Jabar: Kawasan Tuntas Sampah, Minimalisir Residu, Tingkatkan Derajat Kesehatan

Kepala Disperkim Jawa Barat Dr Indra Maha ST MT melaksanakan serah terima pengelolaan kawasan tuntas sampah (KTS) kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Padamukti, Kabupaten Bandung.-istimewa-radar cirebon

BACA JUGA:Maulid Nabi, Surabraja Grup Hadirkan Adik Syekh Ali Jaber

Namun demikian, berbagai infrastruktur yang sudah dibangun dalam kerangka menuntaskan sampah di hulu tentu membutuhkan dukungan dan peran aktif masyarakat baik dalam upaya mengurangi sampah di rumah juga membentuk kelompok masyarakat yang dapat mengelola infrastruktur yang sudah dibangun Pemerintah.

“Kawasan tuntas sampah berbasis masyarakat ini dapat meminimalisir volume sampah yang diangkut ke TPA. Sedangkan prosesnya, berupa pemilahan, pengolahan sampah organik, pengumpulan dan penyaluran sampah yang masih dapat didaur ulang, serta pemusnahan sampah residu yang tidak dapat diolah lagi,” jelas Indra.

Indra berharap, kawasan tuntas sampah menjawab kebutuhan lahan yang semakin kritis untuk penyedia TPA sampah di perkotaan. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional untuk meletakkan TPA sampah pada hierarki terbawah, sehingga meminimalisir residu sampah di TPA sampah.

Adapun alur konsep kawasan tuntas sampah, diawali melalui pemilahan dan pewadahan sampah dari sumber atau masyarakat. Selanjutnya, di kawasan tuntas sampah, untuk sampah organik diolah menjadi pupuk maupun budidaya magot (pakan ternak).

BACA JUGA:BIJB Langsung ke Singapura

Selain itu, sampah organik diolah menjadi biogas, yakni energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti memasak dan listrik.

Sementara itu, sampah anorganik yang memiliki nilai jual, dikelola melalui bank sampah. Sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan logam bisa dimanfaatkan melalui proses daur ulang. Misalnya saja, dijadikan pot bunga, tempat pensil maupun kerajinan tangan lainnya.

Dan terakhir, sampah yang tidak bisa didaur ulang, akan dimusnahkan mengunakan incenerator, yakni teknologi ramah lingkungan untuk pemusnah sampah residu. Sehingga, residu yang akhirnya dikirim ke TPA hanya berkisar 20 persen saja di setiap kawasan tuntas sampah. “Tentunya, agar program ini berhasil, diperlukan peran serta aktif masyarakat,” tandas Indra. (red)

Tag
Share