Pelajaran dari Isra Mi’raj Nabi SAW

Rabu 31 Jan 2024 - 16:15 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Kembalilah menemui Rabb-mu dan minta keringanan kepada-Nya bagi umatmu.” kata Musa.

Nabi SAW memandang ke arah Jibril, meminta pendapatnya. Maka, Jibril mengisyaratkan, dengan berkata, “Itu benar, jika memang engkau menghendaki.”

Bersama Jibril, Nabi naik lagi hingga menghadap Allah SWT. Jumlah shalat itu dikurangi sepuluh. Kemudian, Nabi turun hingga bertemu Musa dan menyampaikan kabar kepadanya.

“Kembalilah lagi menemui Rabb-mu dan minta keringanan kepada-Nya.” kata Musa. Begitulah Nabi mondar-mandir menemui Musa dan Allah SWT, hingga shalat itu ditetapkan lima kali.

BACA JUGA:Metode dan Pengawasan PDRD Harus Terus Diinovasi tentang Pajak dan Retribusi Daerah

Sebenarnya Musa menyuruh Nabi kembali lagi menemui Allah dan meminta keringanan. Namun, Nabi bersabda, “Aku sudah malu kepada Rabb-ku. Aku sudah ridha dan bisa menerimanya.”

Setelah beberapa saat, ada seruan yang terdengar, “Kewajiban dari-Ku telah Ku-tetapkan dan telah Ku-ringankan bagi hamba-Ku.” 

Nilai-Nilai Shalat 

Peringatan Isra dan Mi’raj merupakan momentum bagi kaum Muslimin untuk mengevaluasi kualitas dan untuk mengambil pelajaran dari nilai-nilai shalat.

Sehingga, shalat yang dilakukan dapat mengubah seseorang menjadi lebih bermakna dalam kehidupan pribadi dan sosial.

BACA JUGA:Jalan Utama Menjadi Prioritas Perbaikan jalan

Pertama, shalat mendidik kaum Muslimin untuk mensucikan diri dari sifat-sifat buruk. Hal ini dijelaskan melalui firman Allah SWT, ”Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (Q.S. al-Ankabut [29]: 45).

Kedua, shalat mendidik kesatuan dan persatuan umat. Orang yang melaksanakan shalat menghadap ke satu tempat yang sama, yaitu Baitullah. Hal ini menunjukkan pentingnya mewujudkan persatuan dan kesatuan umat. 

Perasaan persatuan ini akan menimbulkan saling pengertian dan saling melengkapi antar sesama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ketiga, shalat mendidik disiplin waktu. Setiap yang shalat selalu memeriksa masuknya waktu shalat, dan menjaga serta berusaha untuk menunaikannya tepat pada waktunya, sesuai ketentuan syara, dan menaklukkan nafsunya untuk tidak tenggelam dalam kesibukan duniawi yang melalaikan. 

BACA JUGA:557 Orang Keluar Daftar Pemilih Tetap Kesambi

Kategori :

Terkait

Sabtu 10 Aug 2024 - 20:01 WIB

Waktu Guru dan Professional Burnout

Minggu 28 Jul 2024 - 10:56 WIB

Jawaban Atas Pertanyaan

Jumat 01 Mar 2024 - 16:42 WIB

Korelasi Ilmu dengan Problematika Hidup

Kamis 29 Feb 2024 - 17:46 WIB

Eksistensi AI Pada Generasi Alfa