Pelajaran dari Isra Mi’raj Nabi SAW

Rabu 31 Jan 2024 - 16:15 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Keempat, shalat mendidik tertib organisasi. Menyangkut tertibnya jamaah shalat yang baris lurus di belakang imam dengan tanpa adanya celah kosong (antara yang satu dengan jamaah di kanan kirinya) mengembalikan kaum Muslimin pada perlunya nidzam (tertib organisasi). 

Dalam falsafat organisasi dikatakan, kebenaran yang tidak terorganisir dapat dikalahkan dengan kebatilan yang terorganisir. 

Kelima, shalat mendidik ketaatan kepada pemimpin. Mengikuti gerakan imam, tidak mendahuluinya walau sesaat, menunjukkan adanya ketaatan dan komitmen atau loyal, serta meniadakan penolakan terhadap perintahnya, selama perintah tersebut tidak untuk bermaksiat.

Nabi SAW bersabda, ”Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah SWT.” (H.R. Ahmad).

BACA JUGA:Dua Cawapres Hadir di Cirebon, Gibran Jumpa Influencer, Mahfud MD ke Kediaman Ujang Busthomi

Keenam, shalat mendidik keberanian untuk mengingatkan pimpinan. Jika imam lalai, diharuskan bagi makmum untuk mengingatkannya (dengan membaca subhanallah). 

Hal ini menunjukkan keharusan rakyat untuk menegur atau mengingatkan pemimpinnya jika lalai atau melakukan kesalahan. 

Ketujuh, shalat mendidik persamaan hak. Pada shalat berjamaah, dalam mengisi shaf tidak didasarkan pada status sosial jamaah, tidak pula memandang kekayaan atau pangkat, walau dalam shaf terdepan sekalipun. 

Gambaran ini menunjukkan adanya persamaan hak tanpa memperdulikan tinggi kedudukan maupun tuanya umurnya.

BACA JUGA:Kasus di Koperasi BMI Grup Arjawinangun, Keluarga Minta Pelaku Dihukum Seberat-beratnya

Kedelapan, shalat mendidik hidup sehat. Dalam shalat pun memberikan kesan kesehatan, yang diwujudkan dalam gerakan di setiap rakaat shalat, yang setiap harinya minimal 17 rekaat secara seimbang. 

Hal ini merupakan olah-raga fisik dalam waktu yang teratur dengan cara yang sangat sederhana dan mudah dalam gerakannya.

Jika pelajaran perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi SAW ini diimplementasikan dalam kehidupan maka dapat mengantarkan kepada kehidupan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik dan dapat terwujud baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Semoga. (*)

Penulis ada Penceramah Agama dan Pendidik di Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Kategori :

Terkait

Sabtu 10 Aug 2024 - 20:01 WIB

Waktu Guru dan Professional Burnout

Minggu 28 Jul 2024 - 10:56 WIB

Jawaban Atas Pertanyaan

Jumat 01 Mar 2024 - 16:42 WIB

Korelasi Ilmu dengan Problematika Hidup

Kamis 29 Feb 2024 - 17:46 WIB

Eksistensi AI Pada Generasi Alfa