Pelajaran dari Isra Mi’raj Nabi SAW

Rabu 31 Jan 2024 - 16:15 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

BACA JUGA:4 Tempat Pemungutan Suara di Indramayu Rawan Banjir

Keempat, menghapus dosa. Setiap manusia tidak luput dari salah dan dosa. Salah satu sarana untuk menghapus dosa adalah dengan menjaga shalat lima waktu.

Nabi bersabda, ”Begitulah seperti halnya shalat lima waktu yang menghapuskan dosa-dosa.” (H.R. Muslim).

Kelima, mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dengan kata lain, menjalankan shalat dengan benar dapat mencegah berbagai bentuk kemungkaran.

Hal ini menunjukkan, shalat dapat mempercantik perilaku dan memperindah diri dengan akhlak mulia. “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (Q.S. al-Ankabut [29]: 45).

BACA JUGA:Sudah Masuk DPT, Tiba-tiba 557 Orang di Kecamatan Kesambi Keluar Wilayah Pemilihan

Dalam hadis Nabi disebutkan, ”Barang siapa yang mendirikan shalat tetapi dirinya tidak terhindar dari perbuatan keji dan munkar maka hakikatnya dia tidak melaksanakan shalat.” (H.R. Thabrani).

Keenam, menjadi pembeda antara Mukmin dengan kafir. Nabi bersabda, “Sesungguhnya batas antara seseorang dan kemusyikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (H.R. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Dalam hadis lain, “Kesepakatan yang mengikat kita dengan mereka adalah shalat. Barang siapa yang meninggalkan shalat berarti telah kafir.” (H.R. Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Oleh karena itu, kewajiban shalat tidak akan pernah lepas dari seorang Muslim. Ia tidak dapat gugur hanya karena sakit atau bepergian. Di mana pun seorang Muslim berada, ia tetap berkewajiban mendirikan shalat. 

BACA JUGA:Alasan Kabupaten Cirebon Tidak Membentuk Desk Pemilu, Kok Bisa?

“Dan, bumi ini dijadikan untukku baik dan suci sebagai tempat bersujud. Jika waktu shalat datang pada setiap umatku, hendaknya ia mendirikannya di manapun ia berada.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

50 Setara 5 Waktu

Dalam perjalanan Isra dan Mi’raj, Nabi SAW menerima perintah shalat lima waktu yang awalnya lima puluh waktu sehari semalam yang wajib dikerjakan oleh umat Islam.

Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfury dalam kitabnya ar-Rahiqul Makhtum menjelaskan prosesi penerimaan perintah shalat yang diterima secara langsung oleh Nabi SAW tanpa melalui perantara. 

Pada malam itu, dari Baitul Maqdis Nabi naik ke langit dunia bersama Jibril. Jibril meminta izin agar dibukakan. 

Kategori :

Terkait

Sabtu 10 Aug 2024 - 20:01 WIB

Waktu Guru dan Professional Burnout

Minggu 28 Jul 2024 - 10:56 WIB

Jawaban Atas Pertanyaan

Jumat 01 Mar 2024 - 16:42 WIB

Korelasi Ilmu dengan Problematika Hidup

Kamis 29 Feb 2024 - 17:46 WIB

Eksistensi AI Pada Generasi Alfa