Manifestasi Puasa

Ilustrasi--

Oleh: Wariah

KEDATANGAN Ramadan senantiasa memberikan kesempatan kepada setiap orang yang beriman untuk menempa dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun ke tahun. Hal ini karena manusia adalah makhluk lemah yang selalu lalai dan alpa.

Karenanya, Allah memberikan kesempatan dengan datangnya Ramadan untuk menata kehidupannya dan mendidik pribadinya agar kembali kepada nilai-nilai religius yang dituntun Allah swt.

Ramadan sendiri memiliki beragam nama yang dinisbatkan sebagai bentuk pengingat dan menjadi pelajaran bagi orang beriman. Ramadan disebut dengan Syahrus Shiyam, karena ada kewajiban berpuasa yang ditetapkan dalam bulan tersebut. 

Inilah ibadah pokok dalam bulan Ramadan, melaksanakan puasa dengan segala ketentuan syariatnya. Ramadan pun dikenal dengan Syahrul Quran karena pada bulan itu Alquran diturunkan Allah dan ada anjuran yang kuat untuk memperbanyak membaca Alquran pada bulan tersebut.

BACA JUGA:Heboh, Ular Sanca Memangsa 4 Ekor Ayam

Para Salafussaleh senantiasa berlomba-lomba memperbanyak khatam Alquran selama Ramadan karena memahami berbagai keutamaannya. Bahkan Ramadan disebut pula dengan Syahrut Tarbiyah karena selain banyak mengandung nilai-nilai pendidikan.

Bulan ini juga memberikan kesempatan kepada orang beriman untuk mengedukasi dirinya sendiri dan lingkungannya agar memiliki kesalehan individu maupun kesalehan sosial.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabat generasi awal, bahwa puasa sebagai salah satu ibadah pokok Ramadan tidak hanya memiliki aspek lahiriah berupa tidak makan dan tidak minum serta hal-hal yang membatalkan puasa pada siang hari.

Namun ada aspek batiniyah yang turut menopang kesempurnaan ibadah puasa. Inilah yang dijabarkan oleh Imam al-Ghazali dengan menahan diri dari menjaga lisan, pendengaran, penglihatan yang menyebabkan puasa tidak sempurna.

BACA JUGA:Zuma, Biawak Sultan Asal Filipina Hadiah dari Panji Petualang Jadi Primadona Pengunjung

Karena fluktuatifnya iman setiap orang, al-Ghazali membagi puasa itu dalam tiga bagian yang meliputi puasa umum, khusus, dan khususil khusus. Semakin tinggi dan kuat iman orang yang berpuasa, akan semakin nyaman pula “rasa” puasa yang dijalankan.

Sebaliknya, lemahnya iman orang yang berpuasa akan menjadikan dirinya merasa berat dalam menjalani hari-harinya di bulan Ramadan.

Dari sisi inilah aspek pendidikan itu menjadi penting karena ada korelasi antara ibadah puasa yang dilakukan dengan proses mendidik pribadi untuk menjadi lebih baik lagi.

Tag
Share