Koalisi Mulai Hitung Jatah Menteri, Golkar Minta Lima
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan Golkar punya peran besar membantu kemenangan Prabowo-Gibran.-Dok Kemenko Perekonomian-radar cirebon
BACA JUGA:Dukung Penataan Lembaga
Namun, Kamhar mengingatkan, urusan kue kabinet merupakan hak prerogatif Prabowo setelah diumumkan KPU sebagai Presiden terpilih. “Saat ini, proses rekapitulasi itu masih berlangsung, ada baiknya kita menahan diri menunggu pengumuman resmi KPU," pesan Kamhar.
Ia pun kembali menegaskan, partainya taat asas dan akan menyerahkan hal ini kepada Prabowo. Ketika waktunya nanti, masalah kabinet pemerintahan baru akan dibicarakan setelah ada pengumuman resmi dari KPU.
“Termasuk terkait konfigurasi dan komposisi koalisi. Namun, sekali lagi terkait komposisi kabinet merupakan hak prerogatif Presiden," tegas kamhar Lakumani.
Senada, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi ogah mengomentari harapan Golkar yang meminta jatah lima menteri di pemerintahan berikutnya. Yoga bilang, PAN bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran masih fokus menunggu perhitungan Pilpres oleh KPU. “Jika ada gugatan, kita juga masih menunggu sidang MK,” cetus Yoga.
BACA JUGA:Pelatihan VSGA Semakin Diminati
Kendati demikian, Yoga mengungkit posisi PAN di tiga kali Pilpres. Dia bilang, PAN telah tiga kali mendukung pencalonan Prabowo sebagai Capres. “Pemilihan Presiden 2014, 2019, dan 2024, PAN selalu setia mendukung Pak Prabowo menjadi calon presiden. Baru ketiga kalinya ini berhasil, syukur alhamdulillah perjuangan PAN bersama dengan partai yang lain membuahkan hasil," terang dia.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan menilai wajar Golkar berharap dijatah lima menteri. “Masing-masing pendukung, baik parpol maupun relawan kan merasa sama-sama berjasa. Di antara mereka lalu ada yang meminta kompensasi. Ya, ini wajar-wajar saja," nilai Prof Kacung Marijan.
Namun, Kacung menyebut bahwa keputusan komposisi kabinet sepenuhnya ada di tangan Presiden terpilih. Jadi, sambungnya, Presiden terpilih memiliki banyak pertimbangan tentang siapa dan dari mana pembantunya di kabinet. “Semua itu juga tergantung pada Presiden terpilih yang memiliki hak prerogatif untuk menentukan pasukan kabinet di dalam pemerintahannya," lanjutnya.
Sedangkan, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengaku mesin Golkar paling panas dalam memenangkan Prabowo-Gibran. Sehingga memantik parpol koalisi untuk ikut mengkampanyekan Prabowo. “Golkar kini menjelma sebagai motornya KIM sehingga solid memenangkan Prabowo-Gibran sampai sekarang," imbuh Agung.
BACA JUGA:Adian Napitupulu Pertanyakan Pihak-pihak yang Khawatir Bergulirnya Hak Angket
“Di sisi lain juga (pernyataan Airlangga) memberi pesan kepada rekan koalisi di luar Koalisi Indonesia Maju, yang kelak akan bergabung bahwa tak boleh meminta jatah lebih dari Golkar," pungkas Agung.
Sementara itu, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka sudah merespons pernyataan Airlangga. Dalam keterangannya yang dikutip dari JPNN pada Senin, 18 Maret 2024, Gibran mengatakan permintaan Airlangga Hartarto soal jumlah menteri bisa dibicarakan.
Putra sulung Presiden Jokowi itu mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah fokus pada hasil rekapitulasi KPU yang akan diumumkan pada 20 Maret 2024. “Ya nanti dibicarakan lagi. Kami kan sedang fokus di tanggal 20. Hasilnya seperti apa," terang Gibran Rakabuming Raka.
Gibran yang kini juga aktif sebagai Walikota Surakarta itu juga menegaskan bahwa terkait masalah menteri dan hal-hal lain bisa dibicarakan dan diskusikan lebih lanjut dengan capres Prabowo Subianto. “Ya itu (porsi menteri) nanti dibicarakan didiskusikan lagi dengan Pak Prabowo selaku calon presiden yang menentukan," ujarnya.