Penyelarasan Investasi Baru dengan Penyiapan Tenaga Kerja

Grafik pertumbuhan tahunan (% yoy) PDB berdasarkan lapangan usaha.--BPS

Oleh: Agung Budilaksono*

BADAN Pusat Statistik (BPS) pada awal Februari 2025 merilis pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV 2024 sebesar 5,02% (yoy), lebih tinggi dari akselerasi pada triwulan III 2024.

Pertumbuhan yang lebih baik pada akhir 2024 tersebut tidak lepas dari dukungan pertumbuhan pada lapangan usaha industri pengolahan dengan porsi sebesar 18,98%.

Dengan peran yang cukup besar tersebut, sudah sepatutnya kita semua perlu memperhatikan perkembangan, tantangan, dan solusi jangka pendek serta jangka panjang yang ada pada industri pengolahan.

BACA JUGA:Pajak Kendaraan sudah Ada Porsinya, Sekda Kota Cirebon Setuju Jika Dipakai Semua untuk Perbaikan Jalan

Di tengah ketidakpastian global yang terjadi dan isu perang tarif antara Amerika Serikat dengan Cina, perlu kita sikapi melalui serangkaian strategi yang pas, bersifat quick wins, dan komprehensif.

Dalam mendorong akselerasi industri pengolahan diperlukan beberapa penguatan dari sisi modal, tenaga kerja, dan bahan baku, sebagaimana yang ada dalam teori produksi yang ditulis Cobb Douglas.

Penguatan modal dan penyediaan bahan baku akan ditanggapi oleh perusahaan melalui penambahan investasi. Investasi yang hadir dapat berupa penambahan mesin-mesin baru, perluasan tempat produksi, atau inovasi dalam pemilihan bahan baku.

Dengan investasi pada proses produksi, perluasan lahan, atau jenis bahan baku yang efisien mesti dibarengi oleh ketersediaan tenaga kerja yang memiliki kompetensi yang sesuai. Ketiga faktor tersebut harus meningkat bersamaan dan saling melengkapi. 

BACA JUGA:Empat Jabatan Eselon II Kosong, Pemkab Cirebon Tunjuk Plt, Siapa Saja?

Kondisi faktor produksi industri di Jawa Barat sangat menarik. Dari sisi realisasi investasi, baik PMA dan PMDN, pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp251,14 triliun.

Nilai investasi ini meningkat sebesar 19,24% dibanding capaian tahun 2023 sebesar Rp210,61 triliun (data DPMPTPS Provinsi Jawa Barat). 

Dominasi investasi tersebut masih pada industri pengolahan dengan porsi 53,08%. Melihat kondisi ini, faktor modal dan bahan baku setidaknya sudah mencakup dari besaran investasi ini dan secara teori akan mendukung peningkatan kinerja produksi dan pada gilirannya akan memutar roda perekonomian Jawa Barat lebih cepat. 

Lebih detil terkait PMA dan PMDN tersebut, Kawasan Kertajati International Industrial Estate Majalengka (KIEM) menjadi sebuah magnet baru untuk pengembangan industri pengolahan di wilayah Jawa Barat bagian utara.

Tag
Share