Khidmah Ijtimaiyah dan Refleksi Harlah Ke-102 NU: Membangun Umat untuk Indonesia Maslahat

Ilustrasi Harlah ke-102 NU.-istimewa-
Oleh: Salman Hanafi*
BERDASARKAN perhitungan kalender Hijriah tanggal 16 Rajab 1446 H, atau yang bertepatan dengan tanggal 16 Januari 2025, Nahdlatul Ulama (NU) memperingati Hari Lahir (Harlah) yang ke-102.
Sebuah perjalanan panjang dari Ormas Islam dalam mengawal aqidah ahlusunnah wal jamaah an-nahdliyah bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.
Eksistensi NU sudah tidak perlu diragukan lagi. NU yang sejak awal pembentukannya yakni 16 Rajab 1344 H sampai dengan saat ini terus berkomitmen menjaga dan mengawal NKRI adalah pengejawantahan dari prinsip dasar dan nilai NU, yakni cinta tanah air bagian dari iman (hubbul wathon minal iman).
BACA JUGA:Negara Diprediksi Defisit APBN Hingga Rp 800 Triliun, Kelas Menengah Terancam
Pengurus Besar NU selaku induk organisasi juga telah merilis tema dan logo Harlah Ke-102. Dengan mengusung tema "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat" adalah ajakan untuk meneguhkan kembali khidmah yang telah diwariskan oleh para pendiri NU, seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Hasbullah.
Logo Harlah, yang menggabungkan simbol sorban hijau dan tali tambang, menggambarkan persatuan dan kekuatan kolektif umat dalam mencapai tujuan bersama (Bruinessen, 1994).
Bukan hanya itu Tema dan logo ini juga menegaskan dan memperkuat komitmen prinsip utama NU, yakni Tawassuth (moderat), Tawazzun (seimbang), I'tidal (adil) dan Tasamuh (toleran) di tengah-tengah gelombang globalisasi, modernisasi, liberalisasi yang telah mereduksi dan mengerus akar, tradisi dan budaya masyarakat.
Peringatan Harlah ke-102 sekaligus menyegarkan kembali khidmah yang telah menjadi visi bersama para pendiri NU, yang selalu dijaga, dirawat, dilestarikan dan diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya hingga saat ini.
BACA JUGA:Aturan Baru Penjualan Gas LPG 3 Kg Mulai 1 Februari 2025 Bikin Pengecer Bingung
NU tetap eksis dalam khasanah kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara bagaimanapun karena khidmah dan bakti NU diberikan kepada umat dan bangsa Indonesia.
Dilansir NU Online, Nur Hidayat Wakil Ketua Wakil Ketua Harlah ke-102 NU memaparkan, bahwa ide meneguhkan kembali Khidmah Ijtimayah muncul pada Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU pada tahun lalu di Yogyakarta. Ia menegaskan bahwa khidmah ijtimaiyyah ini yang akan menjadi fokus PBNU di tahun kedua.
MAKNA KHIDMAH IJTIMAIYAH DALAM TRADISI NU
Secara harfiah, khidmah ijtimaiyah berarti pelayanan sosial. Bagi NU, konsep ini merupakan pengejawantahan dari prinsip hubbul wathan minal iman, cinta tanah air bagian dari iman.