Adab Itu Kepandaian
Ilustrasi adab.-istimewa-
BACA JUGA:Naik Jadi Rp5.000/Suara
Kesimpulan tersebut jelas jauh dari benar. Terlalu nista bila kita menganggap orang yang beradab adalah orang yang bodoh, apalagi menganggap kebodohan dapat membuat seseorang beradab.
Mana mungkin sesuatu yang negative dapat meninbulkan sesuatu yang baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adab adalah kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak.
Pengertian ini menunjukkan bahwa adab adalah prilaku yang tampak pada lahiriah seseorang berbentuk kehalusan, kebaikan budi pekerti, kesopanan dan ahlak.
Lahirnya prilaku baik tersebut, tentu merupakan kesengajaan dan pilihn oleh prilakunya. Sumber dari prilaku tersebut merupakan ilmu yang bersumber pada norma, ilmu pengetahuan ataupun agama.
BACA JUGA:Komisi 1 DPRD Majalengka Rapat Kerja dengan 15 OPD, Evaluasi Kinerja dan Capaian Program Kerja
Maka tidak mungkin seseorang dapat melakukan sesuatu kalau dia tidak memiliki sumber prilakunya.
Orang yang beradab adalah orang yang mampu memilih sumber yang benar untuk berprilaku, sehingga prilakuknya dianggap halus, dianggap baik budi pekertinya, dianggap sopan dan dianggap berahlak.
Maka, dapat disimpulkan adab adalah ilmu yang diamalkan. Pepatah Arab menyatakan: al adabu fauqal ilmi. Artinya adab di atas ilmu.
Mengapa adab itu lebih baik, dan tingkatannnya lebih tinggi dari ilmu? Karena ilmu adalah pengetahuan yang belum fungsional.
BACA JUGA:Mediasi Warga dan Developer, DPKPP Keluarkan Tiga Rekomendasi Terkait Pergerakan Tanah di Beber
Belum diamalkan. Ilmu masih berupa pengetahuan tentang sesuatu atau konsep. Bisa jadi seseorang memiliki banyak ilmu tapi belum mampu berprilaku seperti ilmu yang ia miliki.
Ia pandai karena memiliki ilmu, tapi ilmu tersebut belum diamalkan sehingga belum menjadi kepandaian. Kepadandaian adalah nama bagi bentuk prilaku seseorang karena menjalankan ilmunya.
Allah SWT berfiraman: “Yarfaillahulladzina Amanu Minkum Walladzina Utul Ilma Darojat” Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11, artinya, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (ilmu) beberapa derajat.
Tuhan memberikan derajat (kehormatan) yang tinggi kepada orang yang beriman dan berilmu pengetahuan, karena seseorang berprilaku atau beradab berdasarkan iman dan ilmu pengetahuan.