Insan Berakhlak Mulia

Selasa 14 May 2024 - 16:44 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (H.R. Muslim). Ketujuh, rendah hati (tawadhu). Seorang muslim harus memiliki sifat rendah hati, terutama kepada sesama muslim tanpa membedakan antara orang kaya atau miskin. 

Ibnu Hajar berkata, “Tawadhu adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.”

Berkaitan sifat tawadhu ini Rasulullah SAW bersabda, “Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas  pada yang lain.” (H.R. Muslim).

BACA JUGA:Upaya Mencegah Stunting melalui TJSL

Kedelapan, menjauhi prasangka, ghibah, dan mencari cela sesama muslim. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.

Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 12).

Kesembilan, dermawan dan murah hati. Seorang muslim harus memiliki sifat murah hati, dermawan, dan mau mengorbankan diri dan hartanya di jalan Allah.

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.

BACA JUGA:Busana Daur Ulang dari Sampah

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 272).

Kesepuluh, menjadi teladan yang baik. Seorang muslim harus menjadi teladan yang baik bagi orang lain dan contoh konkret bagi implementasi dan akhlak Islam.

“Barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikit pun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh.

Sebaliknya, barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan keburukan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (H.R. Muslim).

BACA JUGA:RSUD Waled Siap Jalankan Academic Health System

Semoga Allah membimbing kita kaum muslimin agar mempunyai akhlak mulia sehingga benar-benar menjadi seorang muslim yang sejati. Amin. (*)

Penulis adalah Pembina Majelis Taklim Ibu-Ibu di Kuningan, Jawa Barat

Tags :
Kategori :

Terkait