Tak Ada Susu di Menu Program MBG, Menko Zulhas Berikan Penjelasan
Makan siang bergizi gratis-dok radarcirebon-
RADARCIREBON.BACAKORAN.CO – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi diluncurkan perdana pada Senin, 6 Januari 2025, di berbagai wilayah Indonesia. Namun, absennya susu dalam menu MBG di sejumlah lokasi menuai perhatian publik.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menjelaskan bahwa penyediaan susu dalam program MBG tidak dilakukan setiap hari. "Susu itu tertentu saja, tidak setiap hari," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Selasa, 7 Januari 2025.
Zulkifli menambahkan bahwa menu dalam program MBG dirancang agar sesuai dengan ketersediaan bahan pangan dan kebiasaan konsumsi di setiap daerah. Sebagai contoh, di Lampung, ikan menjadi sumber protein utama yang disesuaikan dengan preferensi masyarakat setempat.
"Menu makanan disesuaikan dengan pangan daerah masing-masing. Misalnya, di Lampung orang lebih suka makan ikan, sedangkan tahu dan tempe mungkin hanya pelengkap," jelas Zulkifli.
BACA JUGA:Monitoring Upah Minimum Kota/Kabupaten Awal Februari
"Berbeda dengan Jawa, di sana telur, tempe, dan tahu mungkin lebih dibutuhkan. Kalau di Kalimantan, nanti disesuaikan lagi. Semua ini sudah dipelajari dengan matang," tambahnya.
Program MBG yang mulai didistribusikan pada Senin lalu memang menghadirkan menu beragam, tetapi tidak mengharuskan adanya susu. Di Jakarta Barat, misalnya, menu MBG tidak menyertakan susu pada pelaksanaan perdana.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Dedek Prayudi, menjelaskan bahwa program ini tidak memiliki patokan menu tertentu, melainkan hanya standar umum yang harus dipenuhi.
"Standar dalam program ini lebih menitikberatkan pada gizi seimbang dan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Tidak ada kewajiban untuk menyediakan susu atau daging di setiap menu," jelas Dedek.
Dedek menegaskan bahwa variasi menu disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan kebiasaan konsumsi masyarakat setempat. "Tiap daerah memiliki pendekatan yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakatnya," tutupnya.
Pelaksanaan program MBG ini diharapkan mampu mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, dengan memperhatikan kearifan lokal dan potensi daerah masing-masing.