Sebuah Catatan di Penghujung Pemilu 2024

Ilustrasi-Edward Ricardo-CNBC Indonesia

Di samping itu, jika memahami visi-misi para capres/legislatif/parpol peserta pemilu 2024 yang berisi janji muluk serba indah, persoalannya apakah visi-misi dan komitmen kepada rakyat wajib dipertanggungjawabkan pembuatnya kelak? Atau sekadar harapan tanpa kewajiban dipertanggungjawabkan? 

Terlebih jika menjadi pemenang, apakah anggaran negara akan cukup mendanai pelaksanaan visi-misi itu. Jika tidak, berapa kurangnya? Dari mana dana tambahan akan dicari? Apa risikonya jika dana tambahan dari sumber tertentu dalam negeri atau asing?

Alhasil, kita patut bersyukur Indonesia jauh lebih besar, kaya-nuansa dan nyata ketimbang ritual politik yang penuh panggung sandiwara, bahkan pesta demokrasi tidak sepatutnya turun derajat menjadi ”pesta ular kobra”, penuh kekerasan; racun mematikan untuk menangguk keuntungan kekuasaan. 

BACA JUGA:Peletakan Batu Pertama Rumah Quran Rumah Zakat

Meskipun penuh kekurangan, Indonesia telah berhasil selama puluhan tahun mempertahankan kedaulatan, pertumbuhan ekonomi, dan keutuhan bangsa.

Ini bukan semata-mata atau terutama prestasi satu atau dua pemerintahan hasil pemilu, bahkan prestasi saat pergantian presiden atau wakil rakyat. 

Tetapi, Indonesia tegak berkat kerja sama berbagai pihak, termasuk yang korup dan yang profesional. Ada persaingan di antara elitenya.

Tetapi, selama persaingan itu terbatas di antara mereka sendiri, dan selama kepentingan mereka aman, mereka bersatu menjaga kondisi yang ada dan melawan upaya perubahan besar.

BACA JUGA:Bupati Diminta Pilih Pejabat Berkualitas

Tidak peduli ada pemilu atau tidak, apalagi siapa yang menang. (*)

Penulis adalah Dosen Prodi Pendidikan Sejarah Institut Pangeran Dharma Kusuma Indramayu

Tag
Share