Kurikulum Cinta untuk Pendidikan

ilustrasi-istimewa-
BACA JUGA:Walikota dan Wakil Walikota Belum Dapat THR
Kurikulum ini bisa bisa diwujudkan dengan mengajarkan pentingnya saling membantu, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan merespons dengan rasa hormat.
Dengan demikian, siswa tidak hanya diajarkan untuk peduli pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada orang lain di sekitar mereka.
Pendidikan berbasis kasih sayang tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa, tetapi menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan pendidikan berbasis kasih sayang cenderung lebih bahagia, lebih percaya diri, dan memiliki hubungan sosial yang lebih baik (Noddings, 2013).
BACA JUGA:SMPN 1 Dukupuntang Gelar Salat Duha Berjamaah
Ajaran agama, yang sering menjadi pedoman moral bagi banyak orang, dapat menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai toleransi kepada siswa.
Setiap agama mengajarkan kebaikan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama. Misalnya, dalam Islam terdapat konsep tasamuh (toleransi), yang mengajarkan untuk menghargai perbedaan dan memperlakukan orang lain dengan adil.
Dalam ajaran Kristen, terdapat perintah untuk "mengasihi sesama seperti diri sendiri" (Markus 12:31). Hindu dan Buddha juga menekankan nilai ahimsa (tidak menyakiti) serta keharmonisan dalam kehidupan sosial.
Dengan memahami ajaran-ajaran ini, siswa dapat mengembangkan sikap saling menghormati dan membangun lingkungan yang harmonis di tengah keberagaman.
BACA JUGA:Wakil Walikota: Ramadan Laboratorium Kebaikan
Kurikulum Cinta dapat diintegrasikan dengan pelajaran agama, di mana guru dapat menggunakan pendekatan cerita yang mengandung pesan toleransi.
Sebagai contoh, kisah Sunan Kudus yang melarang penyembelihan sapi untuk menghormati umat Hindu yang menganggap sapi sebagai hewan suci. Ini menunjukkan bahwa Islam dan Hindu bisa hidup berdampingan dengan saling menghargai.
Bahkan hingga saat ini, masyarakat Kudus menghindari penyembelihan sapi. Misalnya saat Idul Adha, warga Kudus memilih menyembelih kerbau sebagai pengganti sapi.
Tak heran, jika kita berkunjung ke Kudus, lebih mudah menemukan kuliner yang berbahan daging kerbau daripada daging sapi.