Mengubah Diri Demi Demokrat Partai Kader, Modern, dan Mandiri

Oleh: Toto Sugiharto* 

SAH sudah Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) secara aklamasi terpilih kembali untuk menakhodai Partai Demokrat untuk periode lima tahun ke depan (2025-2030).

Aklamasi dilakukan karena desakan dorongan 38 Ketua DPD dan 514 Ketua DPC PD se Indonesia yang menilai kinerja AHY periode sebelumnya telah mampu menaikkan pamor, mengembalikan Demokrat ke dalam lingkaran pemerintahan dan sebelumnya mampu menahan gempuran politik bertubi-tubi berupa upaya penjegalan paksa oleh Moeldoko yang diawali KLB abal-abal dengan pesertanya juga abal-abal.

Di tempat ini pula peserta Kongres VI juga menyepakati Presiden ke-6 RI DR Susilo Bambang Yudhoyono didaulat kembali menjadi Ketua Majelis Tinggi PD masa Bhakti 2025-2030.

BACA JUGA:Menuju Swasembada Pangan, Dongkrak NTPP

Di tengah euforia dan gegap gempita para peserta kongres, ada satu catatan yang menarik yang biasanya selalu luput oleh peserta dan panitia terutama tim perumus dalam sidang-sidang pleno berikutnya. Terkadang itu dibuat menyusul.

Sebuah organisasi manapun apalagi organisasi partai politik diharuskan merubah peraturan organisasinya disesuaikan dengan perkembangan zaman, jika itu tidak dilakukan akan menghambat eksistensi partai itu sendiri di mata konstituen meskipun dengan jualan produk sang ketua umum misalnya.

Catatan kecil yang berhasil dihimpun dari para peserta kongres adalah perubahan pada pasal-pasal tertentu di dalam AD/ART PD, di mana menurut mereka sangat tidak layak lagi diterapkan di tengah suasana politik yang bukan hanya menghangat tapi sudah menjurus pada perang dunia secara global.

Beberapa hal yang terhimpun adalah sebagai berikut:

BACA JUGA:Debit Sungai Cimanuk Naik, Tagana Waspada

1. Kader yang terpilih menjadi anggota parlemen tidak boleh lagi merangkap sebagai pengurus partai, meski kondisional disesuaikan dengan kondisi daerah dan kultur daerah, alangkah tidak elok untuk dirangkap. 

Publik bertanya siapa yang akan mengawasi kinerja mereka di parlemen ketika orang-orang itu saja yang berperanan.

Pada akhirnya mereka yang merangkap jabatan akan semakin jumawa dan ekslusif, kader yang bukan dan belum terpilih sebagai anggota parlemen termasuk kader di tingkatan bawah (PAC, Ranting dan Anak Ranting) akan segan dan sulit menemui mereka di kantor fraksi, tetapi mereka akan dengan mudah ketemu pada saat dilakukannya masa reses.

2. Badan Pembinaan Organisasi,Kader dan Keanggotaan (BPOKK) adalah jantungnya Partai Demokrat. Napasnya badan ini menjadikan parpol ini bisa berlari kencang, Burung Garuda pun bisa terbang tinggi.

Tag
Share