40% PJU Kuningan Caang Mati
Petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan sedang bekerja keras memperbaiki lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dari program Kuningan Caang yang mengalami kerusakan atau tidak berfungsi.-ist-radar cirebon
Sejak tahun 2024, seluruh desa di Kabupaten Kuningan sudah terpasang lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dari program Kuningan Caang. Sayangnya, kondisi lampu PJU dari program yang digagas mantan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kuningan H Mutofid tersebut tak seluruhnya menyala hingga sekarang. Bahkan banyak di antaranya lampu PJU Kuningan Caang yang mati alias tidak berfungsi.
Hal ini diakui Kepala Bidang Prasarana dan Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kuningan Mh Khadafi MSi. Mantan Kepala UPT Damkar Kuningan itu mengatakan bahwa untuk saat ini jumlah lampu PJU yang mati meningkat dibanding sebelumnya. Angkanya menyentuh 30-40 persen serta tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kuningan.
“Lampu PJU yang mengalami kerusakan jumlahnya cukup besar. Ini untuk di seluruh Kabupaten Kuningan ya. Totalnya mencapai 30 sampai 40 persen. Kondisinya mati dan memerlukan perbaikan. Kami juga menerima laporan dari berbagai desa, di mana lampu PJU mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan,” tutur Khadafi, Minggu (5/1/2025).
Lebih lanjut dikatakan Khadafi, penyebab banyaknya lampu PJU mati atau tidak berfungsi yakni curah hujan yang sangat tinggi serta faktor lainnya. Kerusakan diakibatkan banyaknya komponen listrik yang terkena air hujan. Seperti magnetic kontector, photo cell, dan MCB. Ada juga yang diakibatkan jaringan tertimpa pohon tumbang, atau dahan pohon.
BACA JUGA:Truk Tak Kuat Menanjak Penyebab Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang
“Curah hujan yang tinggi menjadi penyebab kerusakan komponen listrik yang mengalami kerusakan. Air hujan yang terus-terusan mengenai komponen listrik membuat kerusakan tak dapat dihindari. Karena itu, kami berusaha melakukan perbaikan sesuai kemampuan lantaran keterbatasan anggaran,” kata Khadafi.
Dia menambahkan, penyebab lain jalan kabupaten atau poros kecamatan yang sudah terpasang lampu PJU namun tidak terang adalah banyaknya pohon-pohon yang menghalangi pencahayaan sinar lampu (PJU). Kondisi ini mengakibatkan jalan tidak terang secara maksimal, dan perlu dilakukan pemangkasan pohon secara berkala agar terangnya lampu PJU bisa maksimal karena tidak terhalang kerimbungan pepohonan.
“Hingga sekarang kami selalu patroli dan melakukan perbaikan lampu PJU. Kami berupaya maksimal memenuhi permintaan warga yang melapor kalau PJU di wilayahnya dalam kondisi rusak. Seperti pengaduan dari warga Desa Cibuntu, Kecamatan Cigandamekar yang melaporkan lampu PJU di perbatasan desa mati total sudah beberapa bulan. Kami langsung mengirimkan petugas untuk memperbaiknya. Alhamdulillah sekarang sudah kembali menyala,” terang Khadafi.
Khadafi mengakui jika kinerja bidang yang dipimpinnya mengalami kendala yang mengakibatkan pelayanan kepada masyarakat kurang maksimal. Salah satu kendalanya adalah hanya memiliki satu unit kendaraan operasional pemeliharaan dan itu pun jangkauannya terbatas.
BACA JUGA:Gus Yahya: Pentingnya Memaksimalkan Ramadan untuk Pendidikan Anak
“Untuk ketinggian hanya maksimal aman di ketinggian 10 meter, sedangkan banyak PJU terutama di jalan provinsi dan jalan nasional memiliki ketinggian tiang PJU lebih dari 10 meter. Apabila dipaksakan akan sangat berbahaya bagi keselamatan anggota. Kendati begitu, kami berusaha bekerja hampir 24 jam dari pagi sampai malam melakukan proses pemeliharaan PJU. Ini juga terbatasnya anggran pemeliharaan dan jumlah personel yang rata-rata tenaga harian lepas (THL),” pungkas Khadafi. (ags)