Sobat Bumi Unwir Gelar Aksi Lestarikan Lingkungan
PENGHIJAUAN: Anggota Aksi Sobat Bumi Jilid 2 Unwir bersama masyarakat sedang menanam pohon sirsak di sekitar embung Desa Juntikedokan Kecamatan Juntinyuat.-burhannudin-radar indramayu
INDRAMAYU-Memperingati HUT ke-67 Pertamina, Komunitas Sobat Bumi Universitas Wiralodra (Unwir) melaksanakan kegiatan bertajuk Aksi Sobat Bumi Jilid 2 di Desa Juntikedokan Kecamatan Juntinyuat, Selasa (31/12).
Acara yang mengambil tema Energi Lestari, Desaku Asri itu, berhasil menyatukan semangat pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam satu gerakan nyata.
Ketua Aksi Sobat Bumi Jilid 2, Wahyu Raharjo menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu lingkungan yang tengah dihadapi oleh Desa Juntikedokan.
“Desa ini memiliki potensi wisata yang besar di sekitar kawasan embung, namun tantangan besar berupa penumpukan sampah dan kondisi lahan yang kering menjadi penghalang untuk mewujudkan potensi tersebut,” kata Wahyu kepada Radar Indramayu, kemarin.
BACA JUGA:Kembangkan Ekonomi Kreatif
Untuk itu, kata Wahyu, Sobat Bumi Unwir memutuskan untuk melakukan aksi konkret melalui penanaman pohon, pembersihan sampah, dan workshop pembuatan ekoenzim.
“Sebanyak 70 bibit pohon sirsak ditanam di sekitar embung desa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dikatakan Wahyu, pohon sirsak dipilih karena selain mendukung upaya penghijauan, juga dapat memberi manfaat ekonomi kepada warga setempat melalui hasil panen buahnya.
Selain itu, dalam kegiatan pemungutan sampah, pihaknya berhasail mengumpulkan 20 kilogram sampah, yang sebagian besar berupa sampah plastik yang mengotori embung.
BACA JUGA:Kasus Kriminalitas Turun, Lakalantas justru Meningkat
Sampah plastik ini, kata Wahyu, berisiko menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan, terlebih dengan adanya potensi penyebaran penyakit seperti demam berdarah (DBD) menjelang musim hujan.
"Salah satu fokus penting dalam aksi ini adalah edukasi kepada masyarakat setempat. Sobat Bumi Universitas Wiralodra menggelar workshop pembuatan ekoenzim, yang mengajarkan warga bagaimana mengolah limbah organik seperti kulit buah dan sayuran menjadi produk ramah lingkungan,” ungkap Wahyu.
Hasil dari workshop ini, sambungnya, menghasilkan dua galon ekoenzim yang dapat digunakan sebagai contoh, dan diterapkan lebih luas oleh masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, baik untuk kebersihan rumah tangga maupun keperluan lain yang lebih bermanfaat.
Tak hanya mahasiswa dan pihak universitas, kegiatan ini juga melibatkan sekitar 55 orang dari masyarakat Desa Juntikedokan, termasuk anggota PKK setempat.