Mikroplastik Mengintai Setiap Saat
Oleh: Aeni Muharromah
SERING kita jumpai anak-anak menenteng makanan yang dibungkus plastik. Makananan di kantin sekolah, kampus, dan tempat-tempat pujasera rerata menggunakan wadah terbuat dari plastik baik untuk minuman atau makanan.
Memang plastik itu mudah didapat, murah dan paling efisien untuk wadah apapun. Para pedagang menganggap plastik itu sangat meringankan dan memudahkan dalam proses kegiatan bisnisnya.
Hal serupa dirasakan konsumen bahwa plastik itu memudahkan aktifitasnya dalam membawa atau menempatkan sesuatu.
BACA JUGA:Karna Sobahi Ungguli Eman
Praktis dan ringan. Ibu-ibu dari pasar pasti bawa serta plastik ke rumah. Plastik sulit dipisahkan dengan kebutuhan sehari-hari.
Hampir setiap aspek kehidupan manusia menggunakan plastik, dari kantong, botol minuman, wadah makanan, hingga perlengkapan rumah tangga.Tidak salah limbah plastik sangat banyak.
Setiap hari orang membutuhkan plastik. Ini berdampak pada produsen plastik karena tingginya permintaan.
Studi terbaru mengungkapkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang masyarakatnya paling banyak mengonsumsi mikroplastik di dunia dari total 109 negara (CNBC 3/6).
BACA JUGA:KPU Kuningan Pastikan Tak Ada Surat Suara Tercoblos
Sebuah studi yang dipublikasikan Environmental Science & Technology mengungkap bahwa Indonesia bersama dua negara Asia Tenggara lainnya, yakni Malaysia dan Filipina menduduki peringkat teratas dalam daftar konsumsi mikroplastik per kapita global.
Dalam studi yang diterbitkan pada 24 April 2024 lalu itu, para peneliti menemukan bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Jumlah konsumsi tersebut sebagian besar bersumber dari air dan makanan.
Mikroplastik merupakan partikel berukuran kurang dari <5 mm yang berasal dari hasil degradasi limbah plastik. Berdasarkan sumbernya, mikroplastik dibagi menjadi 2 yaitu mikroplastik primer yang sudah berbentuk mikro dari awal pembuatanannya dan mikroplastik sekunder yang merupakan hasil degradasi sampah plastik yang lebih besar.
Pola hidup masyarakat luas dan penggunaan plastik di lingkungan sangat memprihatinkan. Pengawasan dari dinkes pemanfaatan plasitik untuk makanan belum berjalan dengan baik.