Forum Komunikasi Difabel Cirebon Perkuat Kelompok Inklusi dan Kelompok Difabel Desa
FKDC menguatkan Kelompok Inklusi dan Kelompok Difebel Desa dalam pertemuan penyusunan rencana aksi kolaboratif pada Minggu 27 November 2024.-dokumen -tangkapan layar
CIREBON – Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC) memperkuat Kelompok Inklusi dan Kelompok Difabel Desa dalam pertemuan penyusunan rencana aksi kolaboratif pada Minggu 27 November 2024 lalu.
Diskusi hangat dan penuh semangat mewarnai pembahasan tentang berbagai tantangan nyata, seperti stigma sosial yang masih mengakar terhadap orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK), serta minimnya aksesibilitas bagi difabel.
Pertemuan tersebut juga menjadi wadah bagi para peserta untuk saling mendukung dalam implementasi kegiatan.
BACA JUGA:Mandeknya Pembahasan RAPBD 2025 Bisa Ganggu Roda Pemerintahan dan Hak Keuangan Pejabat
Antar kelompok dapat berbagi pengalaman pribadi dalam menghadapi stigma dan menyampaikan harapan mereka untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.
Kegiatan yang diselenggarakan di sekretariat FKDC ini bertujuan untuk merumuskan program kerja yang kuat dan berkesinambungan untuk tahun 2025, serta mengintervensi proyek nihil kusta yang didukung oleh Yayasan NLR Indonesia.
Proyek ini memiliki outcome untuk mewujudkan persamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas dan OYPMK.
BACA JUGA:Tangani Kawasan Permukiman Kumuh, DPRKP : Perlu Inovasi yang Berikan Dampak Signifikan
Ketua FKDC, Abdul Mujib, menekankan pentingnya setiap kelompok untuk memiliki visi dan misi yang jelas.
Ia mengatakan bahwa penting bagi setiap anggota kelompok untuk memiliki mimpi yang dapat dibayangkan secara nyata.
Mujib mengajak peserta untuk menggambarkan visi kelompok dan membayangkannya dengan jelas agar lebih mudah untuk mengimplementasikan.
BACA JUGA:Puncak Hari Santri Nasional, Ajang Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Jelang Pilkada
Selain membahas hal-hal strategis, dua Kelompok Inklusi dan tujuh Kelompok Difabel Desa yang hadir juga didorong untuk mengembangkan harapan tinggi dalam menciptakan perubahan positif.
Salah seorang peserta dari Desa Astanajapura, Usman, menyatakan kegembiraannya bisa terlibat.