Oleh: Ami Supriyanti*
PENDIDIKAN merupakan hak fundamental setiap individu dan menjadi pilar penting dalam pembangunan bangsa.
Pemerintah juga berupaya untuk menyediakan program bantuan pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu melalui berbagai program beasiswa dan subsidi.
Salah satunya untuk mahasiswa kategori keluarga rentan miskin yaitu Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KPIK). Namun belakangan viral di media X, beberapa mahasiswa KIPK menampilkan momen gaya hidup mewah.
BACA JUGA:Inovasi Penanganan Tengkes
Misalnya menggunakan barang branded, sering berwisata, makan di restoran mewah. Mereka bergaya hidup 'hedon'.
Unggahan mahasiswa tersebut sempat menjadi perdebatan, hingga akhirnya mahasiswa terkait mengaku mengundurkan diri.
Fenomena bantuan pendidikan yang salah sasaran seperti ini, di mana mahasiswa dari keluarga kaya menerima bantuan yang seharusnya untuk mahasiswa miskin, memang kerap terjadi. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan.
Sering data yang digunakan untuk menentukan penerima bantuan dari mahasiswa yang salah sasaran, tidak mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya.
BACA JUGA:PKB Mulai Fleksibel, Lirik Mohamad Luthfi Setelah Abdullah Syukri Dikabarkan Mundur
Data tidak diperbarui atau kesalahan dalam pendataan, bisa mengakibatkan bantuan jatuh ke tangan yang salah.
Selain itu, proses seleksi dan distribusi bantuan sering kurang diawasi ketat. Tanpa pengawasan memadai, potensi penyelewengan dana menjadi lebih besar. Kedua hal tersebut merupakan penyebab utama bantuan pendidikan salah sasaran.
Tujuan bantuan ini untuk memastikan bahwa semua anak bangsa dapat mengakses Pendidikan berkualitas.
Sayangnya, bantuan pendidikan tersebut sering salah sasaran. Jatuh ke tangan mahasiswa dari keluarga kaya yang memanfaatkannya untuk gaya hidup hedonis.
BACA JUGA:Seluruh Kader Banteng di Majalengka Tetap Solid