BACA JUGA:Tangki Air untuk Musim Kemarau
“Karena ada regulasi, pembelian barang harus mematuhi aturan TKDN,” jelas Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro ST MM MT, di Kantor BBWS setempat pada Jumat 31 Mei lalu.
BBWS Cimancis telah berkoordinasi dengan vendor pembuat drone dari Kota Yogyakarta.
Pada tahun-tahun mendatang, jika drone air dengan kapasitas 40 liter dapat memenuhi standar TKDN yang ditetapkan, BBWS akan mempertimbangkan untuk mengadakan lagi.
BACA JUGA:Pj Walikota Minta ASN Netral dan Profesional
“Karena wilayah kami mencakup 8 kabupaten/kota, satu drone air saja tidaklah mencukupi. Namun ini merupakan langkah awal kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, meskipun lokasinya jauh,” ungkapnya.
Satu kali penerbangan, drone dapat beroperasi selama 15 menit, cukup untuk menyiram area persawahan seluas 1 hektar.
Namun untuk penggunaan berikutnya, drone harus diganti dengan baterai cadangan. Saat ini, BBWS Cimancis hanya memiliki 2 baterai, idealnya 3 baterai.
BACA JUGA:Bawaslu Kumpulkan Pimpinan Parpol
Dwi menambahkan bahwa penggunaan drone air ditujukan untuk menyelamatkan tanaman yang terancam mati.
Penentuan tanaman yang akan diselamatkan didasarkan pada arahan dari penyuluh pertanian dan Dinas Pertanian setempat.
“Kami akan merespons permintaan dari penyuluh pertanian, karena mereka yang mengetahui tanaman mana yang terancam mati,” jelasnya.
BACA JUGA:Target PBB Rp70,4 Miliar
Selain drone, BBWS Cimancis juga memiliki 3 sprinkle dengan fungsi yang sama untuk menyiram tanaman yang terancam mati.
Namun, lokasinya masih dapat diakses oleh mobil tangki air, berbeda dengan drone yang dapat mencapai lokasi terpencil.
“Kami juga memiliki alat bor portabel yang digunakan ketika terdapat potensi air tanah yang mencukupi,” tambahnya.