Tangki Air untuk Musim Kemarau

PERSIAPAN KEMARAU: Armada tangki air BBWS CC untuk menghadapi musim kemarau.-ADE AGUSTINA-RADAR CIREBON

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBWS CC telah menyiapkan dua armada tangki air dengan kapasitas masing-masing 5.000 dan 6.000 liter.

Meski demikian, Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS CC) mengakui bahwa dua armada tersebut masih jauh dari ideal, mengingat meliputi 8 kota/kabupaten. 

Penambahan armada akan dilakukan secara bertahap, terutama untuk wilayah Kabupaten Garut yang berada di luar jangkauan kantor BBWS CC.

Dwi Agus Kuncoro ST MM MT, selaku Kepala BBWS Cimancis, menjelaskan bahwa kekeringan diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu kekeringan di wilayah permukiman yang membutuhkan pasokan air bersih dan kekeringan di area persawahan yang memungkinkan penggunaan air dari sungai.

“Armada pertama kami fokuskan untuk memasok air bersih ke permukiman, karena sumber airnya bersih kami ambil dari sumur. Sedangkan armada lainnya kami peruntukkan untuk penyiraman persawahan dengan mengambil air dari sungai,” ujarnya kepada Radar Cirebon.

Dwi menjelaskan bahwa terdapat perbedaan dalam tangki yang digunakan untuk air bersih dan untuk mengairi persawahan. 

Kantor BBWS juga dilengkapi dengan dua sumur yang akan dipompa ketika diperlukan. Ketika ada permintaan, armada akan segera bergerak dengan tangki yang telah terisi.

“Kekeringan paling parah terjadi di wilayah Cirebon, Brebes, Indramayu, dan timur Kabupaten Kuningan,” tambah Dwi.

Sebelumnya, dalam menghadapi musim kemarau ini, BBWS CC telah membeli drone air senilai Rp190 juta untuk menyiram tanaman yang terancam mati di lokasi yang sulit dijangkau.

Di antara BBWS di seluruh Indonesia, BBWS CC adalah yang pertama memiliki drone air dengan kapasitas 10 liter, memenuhi standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dibandingkan dengan kapasitas yang lebih tinggi (20 liter, 30 liter, dan 40 liter).

“Karena ada regulasi, pembelian barang harus mematuhi aturan TKDN,” jelas Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro ST MM MT, di Kantor BBWS setempat pada Jumat (31/6) lalu.

BBWS Cimancis telah berkoordinasi dengan vendor pembuat drone dari Kota Yogyakarta. 

Pada tahun-tahun mendatang, jika drone air dengan kapasitas 40 liter dapat memenuhi standar TKDN yang ditetapkan, BBWS akan mempertimbangkan untuk mengadakan lagi.

Tag
Share