Wahyu Mijaya Fokus Penanganan Banjir dan Infrastruktur di Cirebon
MONITORING: Penjabat Bupati Cirebon Drs H Wahyu Mijaya SH MSi meninjau normaliasi Sungai Cieberes untuk mengatasi banjir.-ist-RADAR CIREBON
CIREBON-Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Drs H Wahyu Mijaya SH MSi menegaskan komitmennya untuk mengatasi persoalan banjir dan jalan rusak di wilayah Kabupaten Cirebon.
Wahyu menyatakan, koordinasi intensif dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan terus dilakukan guna mengantisipasi banjir.
“Khusus penanggulangan banjir, kita perlu memahami bagaimana kondisi di Kuningan dan Cirebon agar langkah-langkah penanganan dapat saling mendukung,” ujar Wahyu saat diwawancarai Radar Cirebon, belum lama ini.
Wahyu menjelaskan, Pemkab Kuningan akan fokus pada pengelolaan hulu, sementara Pemkab Cirebon bertanggung jawab pada wilayah hilir. “Kuningan sudah menyampaikan langkah-langkah yang akan dilakukan, begitu juga kami di hilir, agar banjir bisa diminimalkan,” katanya.
Beberapa program prioritas yang tengah berjalan, termasuk pembangunan kolam retensi di daerah Ciberes dan Waled Asem. “Kolam retensi ini bertujuan mengurangi aliran air langsung ke Bendung Ambit,” jelas Wahyu.
Selain itu, penanaman 12 ribu pohon dan pembangunan lima sumur resapan juga dilakukan sebagai bagian dari mitigasi banjir. “Kami bekerja sama dengan Dinas Kehutanan untuk mendukung upaya ini,” tambahnya.
Sungai Cisanggarung yang kerap menyebabkan banjir juga menjadi perhatian. Normalisasi alur sungai serta perbaikan tanggul kritis sedang dilakukan. “Beberapa tanggul yang jebol akan segera diperbaiki,” katanya.
Selain banjir, Wahyu menyoroti pentingnya perbaikan jalan rusak yang berdampak pada perekonomian masyarakat. “Infrastruktur jalan menjadi prioritas, karena konektivitas berpengaruh besar terhadap aktivitas ekonomi warga,” tegasnya.
Pemkab Cirebon menargetkan pelaksanaan proyek jalan dimulai lebih awal pada 2025. “Kami merencanakan lelang dini pada akhir 2024, sehingga proyek bisa berjalan di awal tahun,” ungkapnya.
Saat ini, 16 persen dari total 1.200 kilometer jalan di Kabupaten Cirebon masih dalam kondisi tidak mantap. Dari jumlah tersebut, sekitar 7 persen mengalami kerusakan berat. “Kondisi ini akan menjadi fokus intervensi di 2025,” tambahnya.
Wahyu memastikan seluruh program akan dievaluasi untuk menilai efektivitasnya. “Kami akan mengevaluasi hasil pembangunan kolam retensi, normalisasi sungai, dan program lainnya untuk melihat dampak nyata dalam mengurangi banjir,” jelasnya.