Bupati Cirebon Sebut BBWS CC Lambat Benahi Sungai

Bupati Cirebon Drs H Imron MAg saat turun ke lokasi banjir.-Humas Pemkab Cirebon-radar cirebon

CIREBON- Bupati Cirebon Drs Imron MAg mengatakan pihak BBWS CC atau Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung sangat lambat dalam penanganan sungai Cisanggarung dan Ciberes.

Akibatnya, kata Imron, daerah aliran sungai terdampak ketika terjadi hujan di wilayah Kuningan. “Memang butuh penanganan yang cepat oleh BBWS CC agar daerah kami tidak menjadi langganan banjir," terang Bupati Imron saat turun langsung memberikan bantuan kepada warga korban banjir, Rabu 6 Maret 2024.

Bupati Imron pun mengatakan pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan BBWS CC dalam penanganan sungai yang melintasi wilayah Cirebon timur. "Kita akan lakukan koordinasi dan minta kepada BBWS CC untuk melakukan penanganan (normalisasi sungai, red) secepatnya," ujarnya.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Dr Deni Nurcahya mengatakan perlu ada penanganan infrastruktur Sungai Ciberes dan Cisanggarung.

BACA JUGA:Banjir Parah di Cirebon Timur: Kejadian 2018 Terulang Lagi

“Perlu ada perbaikkan agar Kabupaten Cirebon tidak menjadi langganan banjir. Dari Bendung Ambit sampai Gebang harus dinormalisasi, baik Sungai Ciberes maupun Cisanggarung," katanya.

Terpisah, Kepala BBWS CC Dwi Agus Kuncoro mengatakan, banjir besar yang melanda 9 kecamatan di Cirebon timur diakibatkan curah hujan yang tinggi di Kabupaten Kuningan. Selain itu, karena tata guna lahan yang menyebabkan runoff meningkat atau dengan kata lain daerah resapan air berkurang.

“Malam Rabu hujan deras di Kabupaten Kuningan berlangsung sekitar tiga jam. Sementara di Kabupaten Cirebon, di daerah Ciledug hujannya cukup lebat," kata Dwi, Rabu 6 Maret 2024.

Dwi mengatakan pihaknya akan mengambil langkah preventif dengan melakukan normalisasi pada empat sungai limpas, termasuk Sungai Singaraja, Ciputih, Ciberes, dan Cisanggarung. Itu akan dilakukan pada bulan Mei tahun ini. “Normalisasi ini sebagai upaya antisipatif terhadap potensi banjir tahun berikutnya," terangnya.

BACA JUGA:Pascasarjana Unma Gagas Komunikasi Global Antar Negara

“Meski sebagian sungai sudah mengalami normalisasi sebelumnya, kegiatan normalisasi berfokus pada skala prioritas, terutama sungai yang sering menjadi penyebab banjir," sambung Dwi.

Sungai-sungai tersebut belum lama ini sudah dilakukan normalisasi, walaupun belum menyeluruh. Misalnya Sungai Cijengkelok atau anak Sungai Cisanggarung yang dinormalisasi tahun 2023, Sungai Ciberes dinormalisasi tahun 2021 dan 2023.

Untuk Sungai Ciputih pernah dinormalisasi tahun 2014 dan 2015. Sementara Singaraja normalisasi terakhir dikakukan pada tahun 2017. “Untuk normalisi, kami pakai kegiatan swakelola operasional alat berat tahun anggaran 2024," pungkasnya. (den/sam)

Tag
Share