Wacana libur satu bulan selama Ramadan masih perlu dipikirkan lebih lanjut agar bisa memberikan manfaat bagi semua pihak, baik bagi yang berpuasa maupun yang tidak.
Namun, Gus Yahya juga mengingatkan pentingnya mempertimbangkan kebutuhan dan kegiatan untuk anak-anak yang bukan Muslim.
"Bagi anak-anak sekolah yang non-Muslim, kita juga harus mempertimbangkan apakah mereka ikut libur atau tidak, dan jika ikut, mereka disuruh apa? Ini yang harus dipikirkan dengan matang," tuturnya.
Menurut Gus Yahya, inti dari masalah ini bukan hanya soal libur atau tidak, tetapi lebih kepada bagaimana memanfaatkan waktu liburan tersebut dengan baik.
BACA JUGA:Evander Badminton Club Jaring Bakat Usia Dini
"Ini bukan hanya soal libur atau tidak libur, tetapi libur untuk apa, itulah yang perlu kita bangun modelnya," pungkasnya.
Wacana libur satu bulan selama Ramadan masih perlu dipikirkan lebih lanjut agar bisa memberikan manfaat bagi semua pihak, baik bagi yang berpuasa maupun yang tidak.
Dengan pandangan tersebut, Gus Yahya menyerukan perlunya kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat agar waktu libur selama bulan Ramadhan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti pengenalan nilai-nilai agama, pelaksanaan ibadah yang lebih baik, dan pengembangan karakter positif anak-anak. Hal ini bertujuan agar libur Ramadan tidak hanya menjadi waktu istirahat, tetapi juga menjadi kesempatan untuk pengembangan diri yang lebih berarti bagi generasi muda.(dis)