Konsistensi Seorang Mukmin dalam Beribadah

Rabu 04 Dec 2024 - 17:08 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Allah SWT berfirman, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 286).  Ketiga, dihitung pahala seperti ketika sehat. Orang yang biasa mengerjakan amalan ibadah ketika sehat, kemudian sakit dan tidak bisa melaksanakan amalan tersebut maka ia tetap mendapatkan pahala mengerjakan amal tersebut meski tidak mengerjakan amalan tersebut karena tidak mampu. 

Dalam hal ini, Nabi SAW bersabda, “Jika seorang hamba sakit atau dalam keadaan safar maka ditulis baginya pahala seperti ia beramal dalam ketika tinggal (bermukim) di rumahnya atau dalam kondisi sehat.” (HR Bukhari).

BACA JUGA:Merasa Tak Bersalah, Ketua KPU Jabar Bakal Ajukan Banding ke PTUN 

Keempat, doa sebagai obat mujarab bagi orang sakit. Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (QS Al-Isra [17]: 82).

Demikian sebagian amalan yang dimudahkan bagi orang sakit, meski dalam keadaan lemah (sakit) masih bisa mendapatkan pahala. Penyakit itu menghapus dosa bagi penderitanya yang sabar dan memberikan keringanan beramal yang sama pahalanya ketika ia sehat. 

IBADAH DALAM KONDISI SAKIT

BACA JUGA:Jelang Libur Nataru, Disperdagin Kabupaten Cirebon Sidak SPBU

Berikut adalah ibadah yang bisa tetap dilakukan ketika dalam kondisi sedang sakit. Harapannya, dengan tetap menjalankan amal ibadah akan meningkatkan imunitas diri sehingga akan turut membantu dalam proses penyembuhan. 

Pertama, membaca Alquran. Nasehat yang ditekankan ulama ialah mengisi waktu ketika sakit dengan membaca Alquran. Alquran sebagai penawar kesedihan, kegelisahan hati, dan mengobati penyakit fisik. Allah SWT berfirman,

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar kesembuhan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Isra [17]: 82). 

Kedua, berdzikir. Waktu luang sangat banyak ketika sakit. Mungkin anggota badan lemah dan tidak bisa bergerak tetapi umumnya orang sakit lisannya masih mudah digerakkan untuk berdzikir kepada Allah. Berdzikir menenangkan hati dan melawan kegelisahan bagi si sakit.

BACA JUGA:Kampus Pengembangan UBHI Ciremai Gelar Seminar Pencegahan Kecanduan Game Online

Allah SWT berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d [13]: 28).

Ketiga, berdoa. Misalnya doa berikut ini. Rasul SAW bersabda, “Letakkan tanganmu dibagian tubuh yang sakit, lalu ucapkan, “Bismillāh” tiga kali, lalu ucapkan sebanyak tujuh kali “A’udzu billahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uḥaadzir” (Aku memohon perlindungan kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya dari segala keburukan yang kudapatkan dan kukhawatirkan).” (H.R. Muslim).

Keempat, menunaikan shalat. Orang yang sakit tetap melaksanakan shalat sesuai kondisinya, baik dengan duduk atau berbaring. Apabila tidak bisa menggunakan air, bisa melakukan tayamum. 

Tags :
Kategori :

Terkait