CIREBON- Kabid Organisasi KONI Kota Cirebon Duddy Juharno turut hadir di BK DPRD, Senin (7/10). Pada kesempatan itu, ia meminta BK memeriksa kejiwaan Ketua DPRD Andrie Sulistio.
“Kami mengadukan Ketua DPRD Andrie Sulistio karena dua kali bersikap arogan kepada Ketua KONI Kota Cirebon. Saya minta BK melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Andrie Sulistio,” tegas Duddy Juharno.
Lanjut Duddy, pengurus KONI dan beberapa cabang olahraga (cabor) melaporkan ketua DPRD karena arogan di depan publik. Dan, sambugnya, itu dilakukan kepada perempuan, yakni Wati Musilawati yang menjabat Ketua KONI Kota Cirebon. “Dan kami memilih mengadukan ke BK karena bagi kami ini saluran tepat,” terangnya.
Meskipun Ketua KONI tidak hadir langsung, sambung Duddy, tapi ini sikap pengurus KONI yang meminta BK untuk memproses laporan mereka terhadap personal Andrie Sulistio yang hari ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Cirebon.
BACA JUGA:KONI Sudah Bikin Pengaduan, BK Segera Proses Ketua DPRD Kota Cirebon
“Apa yang disampaikan Andrie Sulistio itu keliru dan berpotensi pemahaman berbeda dari masyarakat terhadap KONI,” tegasnya.
Duddy menegaskan bahwa KONI tidak berkonflik, tapi pihaknya bersikap karena ketua KONI mendapatkan tindakkan tidak senonoh.
“Secara formal ini langkah yang ditempuh KONI Kota Cirebon atas sikap Ketua DPRD,” tandas Duddy Juharno.
Seperti diketahui, sikap kasar Ketua DPRD Kota Cirebon Andrie Sulistio terhadap Ketua KONI Kota Cirebon Hj Wati Musilawati terjadi saat peninjauan latihan marching band di SMA Santa Maria Kota Cirebon pada Sabtu (5/10/2024).
Hadir pada peninjauan itu Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi, Ketua DPRD Kota Cirebon Andrie Sulistio, dan KONI Kota Cirebon. KONI sendiri dihadiri langsung sang ketua, Wati Musilawati, serta beberapa pengurus lainnya.
BACA JUGA:Debat Kandidat Pilkada Kota Cirebon: Harus Cari Hotel Lain
Menurut salah satu saksi yang berada di lokasi, awal ketegangan bermula setelah acara sambutan. Mulanya, sambutan dilontarkan Andrie dalam acara tersebut. Isi sambutannya, Andrie menyebut bahwa pemerintah telah memberikan tambahan anggaran Rp1 miliar kepada KONI. Makanya, dia memberikan instruksi kepada marching band pada acara tersebut untuk mengajukan bantuan dana sebagai bentuk bantuan dari pemerintah.
“Ini kan di luar koridor sistem penganggaran KONI dari pemerintah. Marching band di Santa Maria bukan cabang olahraga (cabor), tapi anggota dari cabor drum band. Sedangkan KONI itu memberikan anggaran untuk cabor, bukan untuk anggota cabor,” kata salah satu saksi di lokasi acara.
Usai sambutan, Wati bersama pengurus KONI menghampiri Andire untuk menjelaskan terkait apa yang sudah diungkapkan. Karena, menurut Wati, pada sambutan yang diungkapkan Andrie itu ada hal yang keliru.
“Saya menghampiri Pak Andrie. Saya bilang ke Pak Andrie, minta waktu untuk ngobrol setelah acara selesai. Saya dan pengurus KONI lainnya mau menjelaskan terkait dengan apa yang sudah Pak Andrie sampaikan saat memberikan sambutan. Sekalian mau cerita agar Pak Andrie lebih paham tentang KONI,” jelas Wati kepada Radar Cirebon, Sabtu malam (5/10/2024).