Broken Home Versus Keharmonisan
ilustrasi-istimewa-
BACA JUGA:Nasdem Kuningan Masih Tunggu Surat Rekomendasi Paslon untuk Pilkada 2024
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menyaksikan pertengkaran orang tua cenderung memproduksi hormon stres berlebihan yang dapat menyebabkan depresi.
Hal ini juga membuat anak sulit bersosialisasi karena merasa malu jika orang lain mengetahui orang tuanya sering bertengkar. Tidak hanya perselisihan dan pertengkaran yang menjadi faktor ketidakharmonisan, perselingkuhan juga merupakan salah satu faktornya.
Dari hasil survei yang dirilis oleh situs Justdating, kasus perselingkuhan di Indonesia mencapai angka 40 persen dan menduduki peringkat kedua setelah Thailand. Sama halnya dengan pertengkaran, perselingkuhan bisa dialami oleh siapa saja, bahkan artis. Kasus perselingkuhan artis Andrew Andika, suami dari tengku Dewi Putri mengejutkan netizen baru-baru ini.
Tidak ada yang menyangka bahwa keluarga yang tampak harmonis di media sosial ternyata menyembunyikan masalah besar. Menurut saya, keluarga harmonis seperti pertunjukan sirkus yang hanya menunjukkan sisi baik bagi penonton.
BACA JUGA:LSM Frontal Apresiasi Langkah Sekda Dian Ajukan Cuti
Penonton tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di belakang tirai panggung. Saya rasa tidak ada keluarga yang benar-benar harmonis; semua hanya sandiwara.
Orang tua yang mengalami konflik perselingkuhan tetapi memilih memaafkan pasangan demi anak, menurut penelitian Kayla Knopp dari University of Denver pada tahun 2017, cenderung akan mengalami perselingkuhan lagi.
Perselingkuhan bukan hanya meretakkan rumah tangga tetapi juga memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan mental anak. Anak yang menjadi saksi perselingkuhan orang tua akan merubah cara pandang tentang pernikahan, merasa pernikahan tidak menjamin kesetiaan, dan sulit berkomitmen karena merasa tidak ada yang dapat dipercaya, bahkan orang tua mereka.
Hilangnya rasa percaya ini berdampak negatif pada hubungan masa depan mereka. Apakah salah jika anak menginginkan orang tuanya berpisah daripada mempertahankan keluarga yang tidak ada lagi cinta dan kenyamanan?
BACA JUGA:Capaian Tim Akselerasi Semester Pertama 2024 Memuaskan
Sering kali orang tua ingin mempertahankan hubungan demi anak, tetapi mempertahankan keluarga yang berantakan tidak membuat anak mendapatkan cinta dan kenyamanan.
Perceraian mungkin terdengar buruk, tetapi tidak semua orang tua mengerti alasan anak menginginkan perceraian. Anak yang selalu menyaksikan pertengkaran dan ketidakharmonisan justru menemukan kedamaian melalui perceraian orang tua mereka. (*)
*Penulis adalah Ketua Qohuwa Buntet Pesantren Cirebon