Tidak Ada Kesan Seram di TPU Kemlaten Ini, Malam Minggu Jadi Tempat Nongkrong Warga

TPU Kemlaten telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga RT/RW 3/12 Kuranji, Kecamatan Harjamukti.-dokumen -tangkapan layar

Dari pantauan, jelas terlihat bahwa antara makam-makam berhimpitan. Berjalan di antara pemakaman, sulit untuk tidak menginjak badan nisan.

”Memang terlihat sempit, tapi setiap ada yang meninggal, masih ada lahannya yang kosong. Bukti nyata bahwa mereka tetap dikuburkan di sekitar sini,” jelas Murni.

BACA JUGA:Lindungi Perempuan dan Anak, DPPKBP3A Gelar Pelatihan

Selama tinggal di sana, Murni mengatakan bahwa saat pandemi Covid-19 merupakan masa dengan jumlah kematian tertinggi. 

Semuanya dikuburkan di TPU Kemlaten. Bahkan aktivitas pemakaman hampir tidak pernah berhenti 24 jam.

”Gali kubur dimulai dari jam 5.30 pagi hingga jam 3 pagi keesokan harinya. Hampir 24 jam. Paling banyak 10 orang yang meninggal dalam sehari saat pandemi,” ungkap Murni.

Meski ada makam baru, warga tidak kehilangan semangat. Mereka sudah terbiasa.

BACA JUGA:Kamboja vs Indonesia, Berharap Langsung Kunci Semifinal

Urban legend tentang hantu atau hal serupa sudah tidak menakutkan lagi.

”Pada malam hari, banyak anak-anak yang nongkrong di sini. Apalagi di malam minggu, mereka bermain petak umpet di pemakaman. Hantu lebih takut pada manusia di sini, bukan sebaliknya,” kata Murni dengan candaan.

Roma Rotama, warga setempat, menyebutkan bahwa beberapa makam dibuat bertumpuk atas permintaan keluarga yang sama. 

BACA JUGA:Mulai 1 Agustus, Sekda Dian Mulai Cuti di Luar Tanggungan Negara Hingga 22 September

”Baik suami atau istrinya, atau kakak/adik. Ini bukan karena kekurangan lahan,” terangnya.

Roma menambahkan bahwa meskipun area pemakaman semakin berkurang, tetapi hingga saat ini masih ada ruang kosong di antara makam-makam.

”Masih ada ruang tersisa karena luas areanya juga. Jika ditelusuri, masih ada celah yang kosong di antara pemakaman,” tambahnya. 

Tag
Share