Dikendalikan DPP PDI P, RS Tanpa Kelas Mega Gotong Royong Sepi

Petugas keamanan menunjukan kondisi ruangan rawat inap Rumah Sakit Tanpa Kelas Mega Gotong Royong yang kosong, kemarin.-dokumen -tangkapan layar

Sepinya rumah sakit tanpa kelas tersebut diduga karena lokasi rumah sakit berada di tepi laut Desa Gebang Mekar, jauh dari kawasan pemukiman masyarakat.

Sementara itu, sejumlah ruang rawat inap tampak hanya berisi tempat tidur tanpa bad. Sejumlah fasilitas, seperti kamar mandi dan toilet tidak berfungsi, terlihat seperti bangunan yang tidak berpenghuni. 

BACA JUGA:10 Anak Ikuti Khitanan Massal di Persis

RS tanpa kelas yang sudah beroperasi belasan tahun tersebut tidak tampak perubahan ke arah yang lebih maju layaknya rumah sakit yang menerima pelayanan kesehatan selama 24 jam. Peralatan kesehatan pun tidak ditemui di beberapa ruang rawat inap.

Petugas penjaga rumah sakit tanpa kelas, Ono Sumasno mengatakan, dirinya yang bertugas sebagai penjaga keamanan di RS tersebut harus bekerja ekstra keras. Karena, selain menjaga keamanan juga harus memelihara kebersihan RS yang setiap hari harus tampak bersih.

Dikatakan Ono, sampai saat ini yang berjalan hanya pelayanan kesehatan biasa, dimana buka dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Petugas berjumlah 12 orang yang terdiri dari bidan dan perawat. 

BACA JUGA:Hewan Kurban di Majalengka Sehat

“Mereka berasal dari beberapa daerah yang jauh dari Kecamatan Gebang seperti Majalengka, Brebes dan lainnya"

"Mereka ditugaskan oleh DPP PDI Perjuangan dan bekerja secara shift dengan pembagian hari kerja masing-masing setiap hari datang tiga petugas. Kalau setiap hari sih ada saja yang datang berobat bukan saja dari Desa Gebang Mekar tapi juga desa tetangga mungkin karena cocok berobat disini,” tuturnya.

BACA JUGA:Coblos Ulang TPS 62 Pegambiran Kota Cirebon Dilaksanakan 29 Juni 2024

Menurut Ono, saat ini di RS tanpa kelas hanya sebatas pelayanan pemeriksaan kesehatan biasa tanpa ada pelayanan rawat inap. Masyarakat yang datang berobat ke RS tanpa Kelas Mega Gotong Royong Gebang ini, sambung Ono, mungkin karena memanfaatkan pengobatan yang dilakukan gratis.

 “Kalau melihat lokasi keberadaan RS tanpa kelas Mega Gotong Royong ini lokasinya jauh dari pemukiman masyarakat sehingga masyarakat lebih memilih berobat Polindes atau Puskesmas yang akses jalannya lebih mudah dan lebih cepat,” ujarnya.

Tag
Share