Warga Demo Tarif PBB, Pj Walikota Cirebon Tegaskan Jalan Terus
Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi.-dok radar cirebon-radar cirebon
BACA JUGA:Prodi Sastra Inggris IPB Cirebon Jalin Kerja Sama dengan News Agency
Seperti diketahui, kenaikan tarif PBB tahun 2024 kembali memantik aksi demo massa. Sejumlah tokoh hadir dan berorasi di depan Balaikota Cirebon pada Kamis, 6 Juni 2024.
Salah satu tokoh yang ikut demo dan berorasi adalah Soenoto. Ia menegaskan, sebagai wajib pajak, pihaknya sadar bahwa membayar pajak itu sebagai kewajiban warga negara kepada negara. Tapi, lanjutnya, aparat eksekutif dan legislatif jangan hanya merasa bisa, tapi lebih penting lagi harus bisa merasa perasaan rakyat. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang terpuruk pasca Covid-19.
“Anda (eksekutif dan legislatif, red) sekarang menduduki jabatan, tapi besok lusa akan kembali sebagai rakyat, kembali dan akan merasakan denyut nadi rakyat. Maka tolong jaga perasaan rakyat,” terang Soenoto.
Mengenai kenaikan tarif PBB 2024 yang ugal-ugalan, ia meminta Pemkot Cirebon mengambil pelajaran atau perlu belajar dari apa yang sudah dilakukan Pemkot Solo. “Ada yurisprudensi (keputusan sebelumnya, red) yakni di Kota Solo, dengan tegas mencabut kenaikan tarif PBB dan membatalkan di tahun 2024. Jadi kami mendesak legislatif untuk mendesak eksekutif untuk membatalkan kenaikan taruf PBB karena kondisi rakyat memprihatinkan,” tegasnya.
BACA JUGA:OJK Cirebon Kukuhkan Pimpinan Baru
“Eksekutif (Pemkot Cirebon) akan diundang legislatif tanggal 10 Juni 2024 dan kami sudah memberitahukan kepolisian tanggal 10 Juni 2024 akan bertamu lagi ke sini dengan jumlah massa lebih besar. Kalau terjadi apa-apa, jangan salahkan kami. Untuk itu, mohon dibahas dan dikaji lagi agar mendesak eksekutif mencabut,” sambung Soenoto.
Ia juga membeberkan pertemuan Ketua DPRD bersama Pj Walikota. “Pj Walikota menjanjikan bahwa tanggal 7 Juli memberikan kado (kebijakan mengenai tarif PBB 2024, red). Itu artinya menyenangkan. Tapi kalau kado itu bukan sesuatu yang menyenanggkan, maka itu sampah,” tegasnya.
Soenoto juga menjelaskan mengapa ia dan sejumlah tokoh atau pengusaha lainnya hadir langsung dalam aksi massa itu. Hal itu, lanjutnya, menandakan ada sesuatu yang serius.
BACA JUGA:Juara Poster Tanggap Bencana di Apeksi
“Saya tidak mungkin ke sini kalau bukan karena sesuatu yang serius. Kami mendesak legislatif dan eksekutif membatalkan kenaikan pajak PBB yang naiknya ugal-ugalan. Rakyat disuruh memaklumi perhitungan PBB, padahal bangunan tanah dan rumah itu bukan barang dagangan seperti cabe, kentang. Ini bayar pajak PBB lebih mahal dibandingkan tinggal di hotel setahun,” tandasnya. (abd)