BMKG: Musim Kemarau di Sebagian Wilayah Cirebon Alami Kemunduran

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan daerah dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah dengan kategori kurang dari 50 mm per bulan perlu mendapat perhatian khusus untuk mitigasi dan antisipasi dampak kekeringan.-dokumen -tangkapan layar

CIREBON- Tahun ini terdapat kemunduran awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Cirebon dan sekitarnya dibanding biasanya. 

Sejatinya rata rata wilayah Cirebon telah memasuki musim kemarau pada pertengahan hingga akhir bulan Mei 2024 ini. 

Biasanya, awal musim kemarau mulai berlangsung pada akhir bulan April hingga 10 harian (Dasarian) pertama bulan Mei. Namun pada tahun ini, awal musim kemarau baru dimulai pada bulan Mei dasarian dua hingga dasarian tiga.

BACA JUGA:Siraman Rohani, Warga Binaan Lapas Cirebon Dengarkan Khotbah

"Artinya sebagian besar wilayah Cirebon musim kemaraunnya mundur satu hingga dua dasarian dari pada normalnya," jelas Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Dyan Anggraini kepada Radar Cirebon pada Selasa 28 Mei 2024, lalu,

Dyan menambahkan bahwa sifat musim kemarau pada tahun ini lebih basah dibanding keadaan normalnya. Sementara puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Juli-Agustus 2024.

“Bahkan untuk beberapa wilayah seperti sebagian Cirebon bagian tengah, durasinya sekitar 1-2 bulan. Panjang musim kemarau lebih pendek dari kondisi normal,” ucapnya.

BACA JUGA:Dalam Penanganan Bencana Kekeringan, Dinsos Lebih Fokus pada Pascabencana

Sementara itu, BMKG pusat menyebut bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada musim kemarau. Sehingga, kesiapsiagaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendesak perlu terus dilakukan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang.

Selain itu, berdasarkan analisis curah hujan dan sifat hujan yang dilakukan BMKG, menunjukkan bahwa kondisi kering sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya di bagian Selatan Khatulistiwa.

BACA JUGA:Dianggap Salah Penempatan, 111 P3K Ngadu ke Gedung DPRD Majalengka

“Sebagian wilayah Indonesia sebanyak 19% dari Zona Musim sudah masuk Musim Kemarau dan diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam 3 dasarian (30 hari) ke depan"

"Kondisi kekeringan ini saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September," paparnya.

Tag
Share