Ngamumule Warisan Leluhur, Ribuan Pelajar Mainkan Angklung di Puncak Hardiknas

Puncak Hardiknas di Kabupaten Kuningan semakin semarak dengan diadakannya Gebyar Angklung dan jalan santai dipusatkan di Kuningan Islamic Centre (KIC) di Jalan Soekarno-Hatta, Minggu (19/5). -ist-radar cirebon

Ribuan warga dari berbagai wilayah di Kabupaten Kuningan, memadati area Kuningan Islamic Centre (KIC) di Jalan Soekarno-Hatta, sejak Minggu pagi (19/5). Kedatangan warga tersebut untuk mengikuti jalan santai yang menyediakan puluhan hadiah menarik dan juga Gebyar Angklung. 

Kedua kegiatan yang melibatkan ribuan orang tersebut merupakan kerja nyata seluruh jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kuningan dalam rangka puncak acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kabupaten Kuningan. Khusus untuk Gebyar Angklung melibatkan ribuan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan.  

Kepala Disdikbud Kuningan Uu Kusmana SSos MSi menjelaskan, Gebyar Angklung ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya asli Kuningan. Melainkan juga sebagai simbol kebersamaan dan semangat gotong royong dalam pendidikan.

“Dengan melibatkan ribuan pelajar, kami berharap dapat menanamkan rasa bangga terhadap budaya lokal yang sudah mendunia. Sekaligus memotivasi semangat belajar,” terang U Kusmana di halaman KIC, Minggu (19/5).

BACA JUGA:Partai Golkar Galang Kekuatan

Selain Gebyar Angklung, kata Uu-panggilan akrabnya- juga digelar jalan santai yang diikuti ribuan peserta. Disebutkan ada beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Seperti Lomba Cerdas Cermat Jenjang SD, Workshop Guru PAUD, Panen Karya Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9, Lomba Cerdas Cermat SMP, Upacara Hardiknas, Gebyar PAUDku. Masih ada yang akan dilaksanakan, yaitu Wisuda Tahfidz Alquran Juz dan seminar pendidikan.

“Melalui gerakan “Beu Sakola dan Ngamulule Angklung Beu,” kami mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Kami ingin mewujudkan semangat belajar yang menyenangkan dan membanggakan, seperti halnya angklung, warisan budaya dunia asal Kuningan,” tegas Uu saat memberikan sambutan 

Pj Bupati Kuningan Dr Drs HR Iip Hidajat MPd menuturkan, ternyata angklung itu sumbangsih terbesarnya dari Kuningan. Angklung Diantonis tercipta dan hadir atas kolaborasi dari Pak Kutjit dan Pak Daeng. Kebersamaan dalam menghadirkan nada-nada yang mengharumkan nama bangsa yang sudah menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2010.

Menurut Raden Iip, poin penting dari kegiatan Hardiknas ini adalah bagaimana angka rata-rata anak  melanjutkan pendidikan bisa naik. Selain itu, media silaturahmi dan  kolaborasi dengan semua pihak menuju Kuningan sebagai kabupaten pendidikan. 

BACA JUGA:Parto Patrio Ungkap Perasaan Jelang Operasi Batu Ginjal Ketiga

“Bahkan saat ini sedang merintis yang namanya kurikulum muatan lokal bagaimana merawat, ngaruat, ngarumat Gunung Ciremai,” kata Pj Bupati.

Sekda Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi menambahkan, bahwa keberadaan angklung menjadi ciri khas Kabupaten Kuningan. Karena terkait dengan sejarah, bagaimana transformasi angklung dari nada pentatonis menjadi diatonis lahirnya di Kuningan berkat maestro angklung Pak Kutjit (Kuwu Citangtu) dengan Pak Daeng.

“Ini akan menjadikan nafas bagi kita agar terus melestarikan tradisi angklung yang mempunyai nilai budi luhur sebagai kearifan lokal yang sudah mendunia. Mencintai angklung, tak ubahnya mencintai alam, mencintai tradisi. Nah ini sebagai dasar kita bagaimana meyakinkan tekad, bahwa Kuningan adalah betul menjadi bagian sejarah dari perkembangan angklung,” sebut Sekda Dian.

Sekda Dian mengatakan, sebagai generasi penerus tidak boleh lepas dari sejarah, angklung harus tetap menjadi sebuah kekuatan bagaimana anak-anak mengenal dan menyukai warisan tersebut.  

Tag
Share