Komitmen Bersama, Maka Dalam Acara Pemerintah Harus Ada Penampilan Angklung

Pj Bupati Kuningan Dr Drs H Raden Iip Hidajat MPd, Kepala Disdikbud Kuningan U Kusmana SSos MSi, dan para tokoh masyarakat menandatangani pakta integritas untuk memajukan kebudayaan angklung.-dokumen -tangkapan layar

"Keberadaan angklung tidak boleh dianggap remeh, melainkan harus menjadi fokus utama dalam upaya pelestarian budaya"

"Pentingnya pendidikan tentang angklung dan pengetahuan tentang Gunung Ciremai diintegrasikan kedalam kurikulum sekolah lokal. Diangkat sebagai salah satu langkah strategis dalam menjaga kontinuitas tradisi," papar Pj Bupati Iip, akhir pekan kemarin.

BACA JUGA:Berebut Pengaruh Calon Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Siapa Kader PDIP yang Layak?

Iip juga menekankan, dalam berbagai acara pemerintah dan kegiatan kenegaraan, harus memberikan ruang bagi penampilan angklung sebagai bagian integral dari identitas Kuningan sebagai Kabupaten Angklung. 

Ini bukanlah sekadar retorika, melainkan komitmen nyata untuk memperkuat jati diri budaya Kuningan.

Kepala Disdikbud Kuningan U Kusmana SSos MSi menyoroti pentingnya pengembangan dan pelestarian tradisi angklung sebagai bagian integral dari kebudayaan lokal. 

BACA JUGA:Perbedaan Awal Puasa Itu Lumrah, MUI: Tak Perlu Dibesar-besarkan

Dengan memaparkan tujuan dan maksud kegiatan FGD, beliau mengajak para peserta untuk merumuskan solusi konkret guna meningkatkan eksistensi angklung di Kuningan.

"Tema kegiatan yang dipilih, Angklung Diatonis Daeng Soetigna dan Kutjit (Kuwu Citangtu) Kuningan, menjadi penegasan akan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Kuningan"

"Dengan upaya penyelarasan dan penyebaran informasi yang luas, diharapkan angklung dapat menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Baik dalam ranah pendidikan maupun kegiatan budaya lainnya," tegas manran Kepala Diskopdagperin tersebut.

BACA JUGA:Dampak Banjir di Cirebon Timur: 6 Ruas Jalan Rusak, Biaya Perbaikan Rp13 Miliar Lebih

Menurut Uu, FGD ini sebagai tonggak penting dalam upaya menjaga dan mengembangkan tradisi angklung. 

Bukan hanya sebagai sebuah alat musik, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan kebanggaan bagi warga Kuningan. Melalui kolaborasi antar instansi dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan tradisi angklung akan terus berkembang dan menjadi warisan budaya yang lestari bagi generasi mendatang.

Dengan demikian, lanjut dia, FGD ini tidak hanya sekadar rapat biasa, namun juga awal dari sebuah gerakan besar untuk memperkuat dan melestarikan tradisi angklung. 

Yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuningan. 

Tag
Share