Dengan Harga Beras Naik, Maka Dasuki Terpaksa Naikan Harga Masakan di Warungnya

Para pekerja di sebuah agen beras sedang melakukan pengemasan beras kedalam karung.-dokumen -tangkapan layar

INDRAMAYU- Saat ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan naiknya harga beras yang sangat tinggi.

Seperti halnya di wilayah Kabupaten Indramayu yang dikenal sebagai lumbung padi nasional

Informasi di lapangan, saat ini harga beras paling rendah di pasaran menyentuh di angka Rp15 ribu/kg, sedangkan paling tinggi di harga Rp17 ribu/kg.

BACA JUGA:GOW Ciayumajakuning Jadikan Perempuan Mandiri Tanpa Harus Meninggalkan Kodratnya.

Salah seorang pengusaha beras di Indramayu, Ayi Sumarna mengatakan, tingginya harga beras dipicu oleh langkanya stok gabah di tingkat petani.

Karena, kata dia belum memasuki masa panen sehingga harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani mencapai Rp10 ribu sampai Rp12 ribu per kilogram (kg). 

“Untuk beras kemasan saya jual harga itu Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per kilogram, tergantung kualitas berasnya"

BACA JUGA:Hitung Suara Terus Bergerak, Parpol di Cirebon Mulai Bidik Pilkada 2024

 "Tapi memang, saat ini harga beras sedang tinggi di pasaran. Bahkan, di Tanggerang atau Bandung bisa mencapai Rp18 ribu per kilogram,” ungkap Ayi Sumarna.

Harga beras yang terus merangkak naik itu dikeluhkan masyarakat di Kabupaten Indramayu, terutama para pemilik warung makan di wilayah Kecamatan Jatibarang, salah satu Dasuki (51). 

Dikatakannya, saat ini harga beras di pasaran sudah mencapai Rp17 ribu/kg. Dengan harga beras yang tinggi itu, Dasuki terpaksa menaikan harga masakan di warung makannya.

BACA JUGA:Punya Hitung Internal, Fitria Optimistis PDIP 6 Kursi DPRD Kota Cirebon

“Jika kurangi porsi nasinya, gak enak sama pelanggan, ya paling menyiasatinya dengan menaikan harga lauknya saja,” ujar Dasuki.

Menurutnya, kenaikan harga beras kualitas medium sudah terjadi sebelum pemilu, yakni Rp16 ribu/kg.

Tag
Share