Kemiskinan dan Sosiologi Agama
Ilustrasi--NUO
Semua agama mengajarkan tentang kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama, namun mengapa fenomena kemiskinan masih bertebaran di muka bumi ini?
BACA JUGA:Hari Ini, PSU di Tiga TPS
Agama dihadirkan sebagai kritik sosial merupakan salah satu misi keagamaan yang diharapkan mampu mengurangi beban sosial kemiskinan yang terjadi.
Jika agama dialamatkan untuk menyelesaikan problem sosial maka tentu saja agama dapat menjalankan misinya yaitu menyapa kaum miskin yang akan selalu hadir ditengah masyarakat.
Namun, jika agama tidak dihadirkan sebagai pemberantas problem sosial maka agama itu muncul sebagai candu karena umat beragama tidak memahami dengan baik pesan profetik agama-agama kecuali pesan formalistiknya.
Secara teologis, agama Islam merupakan seperangkat ajaran yang mengatur tentang hablum minallah, hablum minannas dan hubungan manusia dengan lingkungan.
BACA JUGA:Prediksi Napoli vs Barcelona
Maka dalam hal ini, kita dapat melihat bagaimana agama berperan sebagai pengatur kehidupan manusia menuju kesejahteraan bukan pada ketertindasan, penderitaan dan kemiskinan.
Yang mesti dilakukan adalah berusaha, berdoa dan tawakal bukan meratapi nasib seolah-olah kemiskinan adalah sesuatu hal yang tidak bisa diubah (takdir).
Dalam ajaran Islam, menurut Ustadz Adi Hidayat Allah Swt tidak pernah menjadikan hambanya miskin melainkan cukup. Sebagaimana dengan firman-Nya;
“Dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan” (Qs. An-Najm: 48). Selain itu, dalam Alquran juga terdapat anjuran sebagai etos kerja yang dimana Tuhan menciptakan langit dan bumi dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk dikelolah dengan baik oleh manusia agar supaya manusia tidak hidup dalam kesengsaraan.
BACA JUGA:Cara Kabupaten Kuningan Lawan Penyakit Kusta dengan Program Desaku
Sebagaimana firman-Nya “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah Rezkinya.
Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata” (Qs. Hud: 6).
Agama membenci kemiskinan, itu sebab dalam pandangan agama Islam memberikan solusi bagi orang yang cukup atau seringkali disebut sebagai orang miskin dengan cara zakat, infak, dan sedekah.