Warga Cirebon Beralih ke BBM Swasta Meski Harga Naik dan Antre Panjang

Pengendara roda dua dan empat antre untuk membeli BBM Shell di SPBU Kesambi, Kota Cirebon, Minggu (2/3/2025).-khoirul anwarudin-radar cirebon
Sebelumnya, PT Pertamia Patra Niaga mengklaim tidak ada pengoplosan dalam produk BBM Pertamax. Hal itu merespons kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang kini tengah ditangani oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dan menjadi sorotan publik.
BACA JUGA:Pecurian Batu Bara 18 Ton Diungkap Polresta Cirebon
Dalam rapat dengan Komisi XII DPR RI, Plt Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menjelaskan mengenai isu yang berkembang di masyarakat, khususnya terkait kualitas BBM Ron 90 dan Ron 92.
Ia menyebutkan bahwa PT Pertamina Patra Niaga memiliki dua sumber pengadaan bahan bakar untuk produk gasoline (BBM) seperti Pertalite dan Pertamax. “Dari Pertamina Patra Niaga ada sumber pengadaan dari kilang Pertamina dalam negeri dan kedua, ada sumber pengadaan dari luar negeri," terang Mars Ega dalam rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Rabu 26 Febuari 2025.
“Kedua sumber ini untuk produk gasoline, baik Ron 90 maupun Ron 92, sudah kami terima dalam bentuk Ron 90 dan Ron 92, tidak dalam bentuk produk Ron lainnya," paparnya.
Meskipun demikian, ia menambahkan bahwa ada perbedaan terkait dengan Pertalite, di mana untuk Pertalite, pihaknya sudah menerima produk baik dari kilang maupun dari luar negeri, itu adalah dalam bentuk Ron 90. Sedangkan untuk Ron 92, pihaknya juga sudah menerima dalam bentuk Ron 92, baik dari kilang Pertamina maupun pengadaan luar negeri. “Kecuali Pertalite, ada sedikit perbedaan karena sebelumnya kami memiliki Premium Ron 88, tetapi sekarang sudah tidak ada," jelasnya.
BACA JUGA:Kakorlantas Minta Polda Metro dan Polda Jabar Paparkan Kesiapan Penanganan Mudik 2025
Mars Ega juga menjelaskan bahwa setiap produk bahan bakar memiliki formula yang menjadi keunggulan masing-masing merek, baik itu Pertamax maupun produk BBM lainnya. “Perbedaannya adalah dengan perusahaan lain, setiap produk ini mempunyai formula yang menjadi keunggulan masing-masing merek, baik itu Pertamax, mungkin juga badan usaha lain mempunyai produk unggulan yang ditaruh di produknya," ungkpnya, dikutip dari Disway (Radar Cirebon Group).
Dengan penjelasan tersebut, Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk tetap mengedepankan kualitas dan proses yang transparan dalam pengadaan serta distribusi bahan bakar minyak di Indonesia. Namun demikian, pihaknya juga menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
Kejaksaan Agung (Kejagung) juga memastikan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir mengenai kualitas bahan bakar minyak yang saat ini beredar di pasaran.
Hal itu ditegaskan buntut kasus dugaan korupsi tata kelola minyak di PT Pertamina yang sedang dalam proses penyelidikan.
BACA JUGA:Jl Cipto Sering Banjir, Bakal Dibangun Kolam Retensi
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar mengatakan, perkara yang sedang ditangani adalah dugaan perkara yang terjadi dalam rentang waktu 2018 hingga 2023. “Perlu kami tegaskan bahwa penyidikan ini dilakukan dalam kurun waktu 2018 sampai 2023. Artinya perbuatan ini sudah selesai," jelasnya.
Menurut Harli, minyak hasil korupsi tersebut telah habis digunakan dan tidak lagi beredar di masyarakat.
BBM yang saat ini dijual di SPBU, kata Harli, telah melalui proses pengawasan ketat dan dipastikan telah sesuai dengan standar spesifikasi sebagaimana yang ditetapkan Kementerian ESDM.