Centra Batik Sepi Pengunjung, Kalah Saing dengan Mal Batik Swasta, Disdagin Usulkan Konsep Baru

SEPI PENGUNJUNG: Kehadiran Centra Batik Trusmi kalah saing dengan sejumlah mal batik swasta di kawasan itu. Tampak, kondisi pasar yang sepi pengunjung, kemarin.-Deny Hamdani/Radar Cirebon-

CIREBON-Keberadaan Centra Batik Trusmi masih kalah saing dengan mal batik swasta di Kawasan Trusmi. Akibatnya, pasar batik milik Pemkab Cirebon itu, sepi pengunjung.

Kondisi itu diakui Kabid Sarana dan Pelaku Distribusi Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Cirebon, Ardiles Alfa Jatiwantoro.

Padahal, kata Ardiles, pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar Centra Batik Trusmi bisa bersaing di Kawasan Trusmi sehingga mampu mendongkrak tingkat kunjungan pengunjung ke pasar batik. 

Salah satu upaya yang dilakukan, lanjut Ardiles, adalah membuka kawasan kuliner dengan mendatangkan Empal H Apud untuk bisa berdagang di kawasan Centra Batik Trusmi.

“Pengelola Empal Haji Apud juga menganjurkan para pelanggan empalnya setelah makan untuk bisa melihat-lihat dan berbelanja batik di Centra Batik Trusmi,” kata Ardiles.

Selain itu, pihaknya bekerjasama dengan persatuan agen wisata untuk bisa membawa wisatawan agar mengunjungi pasar batik. 

Namun, langkah ini tetap juga tidak bisa mendongkrak tingkat kunjungan ke Centra Batik Trusmi. “Kalau disana (mal batik swasta, red) itu kan berani memberikan fee atau tip kepada sopir atau kernet bus. Nah, kalau di pasar batik siapa yang mau beri tip kepada sopir atau kernet wisata, di situ lemahnya juga,” ujarnya.

Bahkan, instansinya juga sudah mendatangkan pedagang batik untuk meramaikan pasar batik dengan membabaskan uang sewa kios. “Sejak awal tahun 2024, kami bebaskan uang sewa kios kepada para pedagang batik. Kami hanya mengenakan retribusi harian sebesar Rp5 ribu,” ungkapnya.

Namun, usaha untuk mendatangkan pedagang batik pun tetap tidak bisa membuat pasar batik ramai pengunjung. Bahkan, tingkat keterisian kios saat ini sangat minim. “Sekarang, tingkat keterisian pedagang di pasar batik itu hanya 30 persen,” katanya.

Kalau dari segi harga batik, Ardiles memastikan Centra Batik Trusmi mampu bersaing dengan salah satu mal batik swasta di Kawasan Trusmi tersebut. Menurutnya, salah satu kelebihan mal bati swasta itu tidak hanya jualan batik tetapi juga menjual kuliner hingga kerajinan tangan khas Cirebon. 

Oleh sebab itu, pihaknya mempunyai rencana besar untuk mengubah konsep Centra Batik Trusmi, dimana kedepan tidak hanya menjual batik dan kuliner saja, tetapi macam-macam oleh-oleh khas Cirebon.

Namun, untuk mengubah konsep itu pihaknya harus mengajukan perubahan SK Bupati Cirebon terlebih dahulu. ”Untuk mengubah konsep baru Centra Batik Trusmi, harus mengubah SK Bupati dahulu, karena sesuai SK itu, pasar batik hanya diperuntukan untuk menjual batik dan kuliner saja,” tambahnya.

Sehingga, kedepan ketika akan menerapkan konsep baru pasar batik, harus mengubah nomenklaturnya terlebih dahulu. “Kedepan, nomenklaturnya tidak lagi pasar batik, tentunya ini perlu kajian-kajian terlebih dahulu,” pungkasnya. (den)

Tag
Share