Atasi Banjir di Kabupaten Cirebon Harus Kerja Sama Banyak Pihak, Termasuk BBWS

Sekda Kabupaten Cirebon Hilmi Rivai (tengah) meninjau fasilitas pendidikan di Bayalangu Kidul yang terdampak banjir.-cecep nacepi-radar cirebon

CIREBON- Pemkab Cirebon merespons cepat peristiwa banjir di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik. Sekretaris Daerah (Sekda) Hilmi Rivai didampingi Kepala Disdik Ronianto, Kalak BPBD Deny Nurcahya, dan perwakilan instansi terkait, terjun langsung mengecek lokasi banjir yang terdampak paling parah.

Salah satu titik yang ditinjau adalah SDN 1 Bayalangu Kidul. Hilmi Rivai dan jajarannya melihat ke dalam kelas yang terendam banjir setinggi 20 sentimeter. Hilmi menyampaikan bahwa kedatangan ke lokasi untuk mencari tahu penyebab terjadinya banjir sekaligus mencari solusinya.

“Walaupun menurut masyarakat bahwa ini rutin (banjir langganan tiap tahun, red), tapi bagi kami sebetulnya musibah ini tidak boleh sebagai rutinitas. Maka, kita harus cari penyebabnya dan temukan solusinya," tegasnya.

Seperti sekolah yang terendam misalnya, pihaknya melalui Disdik Kabupaten Cirebon mencoba melakukan beberapa hal sebagai solusi. Pertama, mencoba merelokasi SD tersebut. Tapi setelah dihitung kembali secara matematis dan administratif, ternyata biayanya terlalu tinggi.

BACA JUGA:Banjir di Bayalangu Kidul, Kuwu Berharap Ada Normalisasi Sungai Sriganala

Kedua, SDN 1 Bayalangu Kidul dimerger dengan SD lain. Tetapi, untuk solusi ini harus dipertimbangkan secara perspektif sosial. Jangan sampai anak-anak menjadi tidak nyaman. “Nah, kami belum memutuskan langkah mana yang akan diambil. Namun, yang terbaik adalah mengatasi masalah banjir terlebih dahulu. Jadi penyebab banjir di Bayalangu Kidul harus segera diatasi,” terangnya.

Mengenai usulan untuk normalisasi sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan, Hilmi mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan BBWS. “Kita sedang mencari solusi dengan BBWS. Tahun ini kita sudah menyiapkan anggaran Rp1 miliar untuk panjang 1,3 kilometer. Tapi itu bukan solusi karena hanya memperkecil volume air. Maka, solusinya dengan BBWS," paparnya.

Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat terkait program pembangunan dari dampak bencana. Dari program tersebut, ia ingin agar SDN 1 Bayalangu Kidul ditinggikan. “Kalau dari Pemkab Cirebon, kita anggarkan untuk peninggian bangunan sekolah. Saya ingin tahun ini berjalan, kalau tidak ada, ya di anggaran perubahan," tandasnya.

Di lokasi yang sama, Kepala Disdik Kabupaten Cirebon Ronianto mengatakan pada awal tahun 2025 ini, pihaknya mencatat sekolah yang terdampak banjir adalah SDN Bayalangu Kidul dan SMPN 2 Pangenan. Sementara untuk SDN Gunungsari dan SDN Ambulu, terdampak banjir karena rob.

BACA JUGA:Diperpanjang hingga 20 Januari

“Sejumlah sekolah yang terdampak banjir biasanya berdekatan dengan sungai. Kita akan naikan sekolah ini, tapi juga harus ditunjang persoalan lain. Seperti normalisasi sungai dan lainnya," jelasnya.

Menurutnya, penyelesaian banjir di Kabupaten Cirebon harus dilakukan komprehensif dengan melibatkan instansi lainnya. Baik dengan PUTR, BBWS, dan istansi terkait lainnya. “Makanya tadi Pak Sekda sampaikan akan koordinasi dengan PUTR, BBWS. Semuanya harus duduk bersama menyelesaikan persoalan tersebut," tutupnya. (cep)

 

Tag
Share