Polisi Pastikan Ada Kelalaian

Kasat Reskrim Polresta Cirebon Kompol Siswo De Cuellar Tarigan menjelaskan mengenai penyelidikan terkait ambruknya bangunan SMPN 1 Talun.-cecep nacepi-radar cirebon

CIREBON- Penyelidikan terkait ambruknya bangunan SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon, masih terus berjalan oleh penyidik Satreskrim Polresta Cirebon. Dari mulai datang ke lokasi kejadian, meminta keterangan saksi di lokasi kejadian, hingga memintai keterangan para korban luka.

Untuk memperkuat fakta dari kejadian itu, Satreskrim Polresta Cirebon mendatangkan Puslabfor Mabes Polri untuk mengecek dan memeriksa bangunan yang sudah ambruk tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Cirebon Kompol Siswo De Cuellar Tarigan pun memberikan update mengenai proses penyelidikan tersebut. “Kita sudah memeriksa saksi, juga sudah mendatangkan Puslabfor Mabes Polri dan bersama olah TKP. Berbagai fakta kami himpun dan kami gelar untuk naik ke tingkat penyidikan," papar Kompol Siswo De Cuellar Tarigan kepada Radar Cirebon, Rabu (1/1/2025).

Saat ini, sambung Kompol Siswo De Cuellar Tarigan, pihaknya masih melakukan pendalaman. Dari hasil komunikasi dengan tim Puslabfor Mabes Polri, kata Siswo, ada dua hal yang menjadi penyebab ambruknya bangunan tersebut.

BACA JUGA:Usulan BPIH 2025 Dibahas Panja

Penyebab pertama, karena memang cara pemasangan bangunan tersebut yang tidak sesuai dengan ketentuan. Penyebab kedua, karena adanya material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi yang sebagaimana kontrak yang dijanjikan. “Jadi kalau dari sementara hasil yang telah kami himpun, karena adanya indikasi dari kelalaian," ungkapnya.

Karena itu, pihaknya juga mengingatkan kepada dinas terkait untuk memastikan kembali bangunan yang sudah berdiri, dicek agar tidak terulang kembali. “Kepada dinas untuk memastikan kembali bangunan yang sudah berdiri, yang tentunya cara pemasangan dan material yang digunakan spesifikasi yang bagaimana kontrak yang sudah dijanjikan oleh pelaksana," terangnya.

Sebelumnya, dua ruangan di SMPN 1 Talun ambruk pada Selasa (10/12/2024) pukul 08. 00 WIB.  Padahal, atap bangunan yang ambruk itu menggunakan baja ringan yang terpantau masih baru, yakni hasil renovasi tahun 2021.

Akibat dari kejadian itu, sebanyak 7 siswa mengalami luka. Di antaranya, Faisal Fahri mengalami luka di bagian kepala belakang, Eka Setiawan luka memar di bagian muka dan gigi, Selomita mengalami shock sehingga sesak napas, serta Ravael, Amelia, dan Melani mengalami shock dan pusing, sedangkan M Syawaludin mengalami luka lecet bagian kaki kanan.

BACA JUGA:Salah Satunya Transformasi Digital

Pasca kejadian itu, Sekda Kabupaten Cirebon Hilmi Rivai mendapat perintah dari Pj Bupati Cirebon Wahyu Mijaya untuk kembali mengevaluasi, baik bangunan yang lama maupun bangunan yang baru. Karena, beberapa kali sekolah di Kabupaten Cirebon ambruk.

Menurut Hilmi, melihat SMP Negeri 1 Talun yang ambruk, ditengarai bangunan yang tidak berimbang antara baja ringan dengan gentengnya. Sehingga harus dievaluasi dan diukur kembali kekuatannya. (cep)

 

Tag
Share