Kampus Pengembangan UBHI Ciremai Gelar Seminar Pencegahan Kecanduan Game Online
Seminar Terapi Perilaku untuk Mencegah Kecanduan Game Online yang digelar Kampus Pengembangan UBHI Ciremai di Gedung Manajemen RS Ciremai Cirebon, Selasa (3/12/2024).-khoirul anwarudin-radar cirebon
CIREBON- Permainan di gawai alias game online saat ini memang menjadi primadona bagi setiap orang. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun ikut memainkannya. Namun, di balik kesenangan yang ditawarkan, terdapat ancaman serius yang mengintai, yaitu kecanduan game online!
Kecanduan game online memang menjadi masalah sosial yang terjadi baru-baru pada beberapa waktu belakangan ini. Hal ini berkembang seiring mudahnya akses gawai dan internet.
Hal itu terungkap dalam seminar Terapi Perilaku untuk Mencegah Kecanduan Game Online yang digelar oleh Kampus Pengembangan Universitas Bhakti Husada Indonesia (UBHI) Ciremai di Gedung Manajemen Rumah Sakit Ciremai Cirebon, Selasa (3/12/2024).
Komandan Denkesyah 03.04.03 Cirebon Letkol Ckm dr Hayat Amin Sp Kj yang menjadi narasumber dalam seminar tersebut mengatakan masalah kecanduan game online, telah menjadi masalah sosial. Bukan saja, oleh orang dewasa, kecanduan ini juga mengancam terhadap pengguna anak-anak.
BACA JUGA:Pemerintah Pastikan Biaya Haji 2025 Rasional
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala Rumah Sakit Tk III Ciremai Cirebon Letkol Ckm dr Muchlas Fachmi Sp OG, Rektor UBHI Dr H Abdal Rohim SKp MH, Wakil Kepala Rumah Sakit RS Ciremai Mayor Ckm dr Isriyanto SpPD, dan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UBHI Heri Hermansyah SKep Ners MKM, serta para kepala bidang di RS Ciremai.
Gawai sendiri, jelas dr Hayat, saat ini telah menjelma menjadi perangkat yang mempunyai banyak fungsi dengan beragam fitur berteknologi canggih. Hal ini yang kemudian membuat anak-anak juga tertarik untuk menggunakan.
Terlebih, anak-anak juga mempunyai sifat alami untuk mengetahui hal-hal baru dan menarik. Namun celakanya, kelebihan pada gawai ini justru malah digunakan oleh sebagian orang tua sebagai sarana atau alat untuk mengasuh anak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 lalu, kata dr Hayat penggunaan gadget pada anak usia 0-6 tahun di Indonesia mencapai 33,34 persen. Sementara untuk penggunaan internet, angkanya mencapai 24,96 persen. Jelas, ini merupakan angka yang cukup besar.
BACA JUGA:4 Fokus Utama: Ketahanan Pangan, Energi, Hilirisasi, dan Gizi Gratis
Dalam seminar yang dihadiri oleh ratusan guru BK SMA/SMK/MA Se Ciayumajakuning itu, dr Hayat menjelaskan bahwa kecanduan game, merupakan kondisi di mana seseorang merasa sulit untuk mengendalikan keinginan bermain game, sehingga mengabaikan aktivitas penting lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kecanduan ini berakibat pada perilaku tidak sehat dan merugikan diri sendiri, yang berlangsung terus menerus dan sulit diakhiri, sehingga menimbulkan masalah perilaku, kognitif dan sosial. "Kecanduan game online ini juga akan berdampak negatif terhadap aktivitasnya, seperti untuk keperluan belajar 8-10 jam per hari menjadi terganggu," jelasnya.
Selain itu, dampak lain yang bisa terjadi pada anak-anak yang kecanduan game online adalah kondisi defisit atensi atau sulitnya seseorang untuk berkonsentrasi, gangguan kecemasan, gangguan mental, gangguan kesehatan fisik hingga pembentukan karakter yang tidak optimal.
Oleh karena itu, mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan, Dokter spesialis kejiwaan tersebut mengatakan bahwa perlu adanya upaya pencegahan agar anak-anak tak mengalami kecanduan game online. Di antaranya dengan membuat aturan yang tegas terkait dengan waktu dan jadwal penggunaan gawai. Orang tua juga diminta untuk selalu berkomunikasi secara efektif dan sering melakukan bersama-sama dengan anak. “Orang tua juga harus menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya. Jangan jadikan gawai sebagai babysitter atau pengasuh untuk anak-anaknya apalagi menjadi orang tua pengganti untuk anak-anak," katanya.