Terus Tekan Angka Stunting, di Kabupaten Majalengka Masih Ada 3,12 Persen
Pemkab Majalengka mengusung tema "Menuju Majalengka Zero Stunting" dalam kegiatan Majalengka Berbicara (Mabar) volume ke-8 di Gedung Yudha kompleks Pendopo Bupati Majalengka.-dokumen -tangkapan layar
MAJALENGKA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka fokus menekan angka stunting dan mencegah munculnya kasus baru.
Sejumlah langkah telah disiapkan untuk menangani kasus stunting di Kabupaten Majalengka, yang saat ini mencapai 3,12 persen.
Penjabat Bupati Majalengka, Dedi Supandi, menyatakan bahwa pada 2023, kasus stunting di Kabupaten Majalengka menurun menjadi 3,12 persen, atau 2.465 balita dari total 79.101 balita yang diukur.
BACA JUGA:Mantan Anggota DPRD Indramayu Jadi Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Ia berharap angka tersebut akan menurun setelah Survei Status Gizi Indonesia dilaksanakan di Majalengka.
"Kami telah membentuk Tim Updater Data untuk memperbarui informasi mengenai balita di desa-desa yang ditentukan, guna memastikan mereka terdata. Nantinya, data ini akan dijadikan sampel saat Survei Status Gizi Indonesia 2024 dilaksanakan di Majalengka. Kami berharap angka stunting tahun ini menurun," katanya pada Selasa 15 Oktober 2024.
Karenanya, Pemkab Majalengka mengusung tema "Menuju Majalengka Zero Stunting" dalam kegiatan Majalengka Berbicara (Mabar) volume ke-8 di Gedung Yudha kompleks Pendopo Bupati Majalengka.
BACA JUGA:Masih di Bawah Target, Bulan Dana PMI 2024 Kabupaten Kuningan
Kegiatan itu menghadirkan Ketua Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majalengka, Asri Febriantini, dan Dokter Spesialis Anak RSUD Majalengka, dr. Ratih Eka Pujasari, sebagai narasumber.
Dalam paparannya, dr Ratih Eka Pujasari menjelaskan bahwa deteksi dini adalah kunci untuk mencegah stunting.
Jika balita dinyatakan mengalami stunting, mereka termasuk dalam kategori terlambat dalam pencegahan. Namun, upaya penanganan tetap dapat dilakukan.
BACA JUGA:Inilah Syarat Lolos SKD CPNS 2024, Pelamar Wajib Mempersiapkannya
"Pencegahan yang jelas adalah memastikan nutrisi ibu hamil terpenuhi, karena stunting pada dasarnya terjadi pada anak normal yang mengalami kekurangan nutrisi secara kronis, sehingga pertambahan berat badan dan tinggi badannya tidak sesuai dengan target anak-anak seusianya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabupaten Majalengka, Asri Febriantini, menyampaikan bahwa terdapat 21 anggota Tim Updater Data yang mengupdate informasi balita di desa-desa yang menjadi lokasi untuk dilaporkan ke sistem yang telah disiapkan.